JAKARTA - PT Pertamina (Persero) selain memproduksi Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Gas juga mempunyai produk aspal dari Bitumen Trading Pertamina. Namun, bisnis aspal ini demand and supply berbeda dengan bisnis BBM.
"BBM tiap bulan konstan, namun bisnis aspal seasonal yaitu awal-awal tahun Januari hingga Juni rendah. Kenapa? Karena mengikuti proyek-proyek yang dikerjakan pemerintah atau oleh PU provinsi maupun kabupaten," ungkap Manager Bitumen Trading Joko Pitoyo di kantor Pertamina Pusat, Jakarta, Jumat (28/6/2013).
Joko menjelaskan, produksi aspal ini didapat dari proses residu BBM di kilang Cilacap yang berkapasitas sebesar 280.000 barel per hari (bph).
"Ini satu-satunya yang menghasilkan aspal. Kilang yang lain tidak di daerah lain tidak menghasilkan aspal. Dengan total produksi aspal saat ini sebesar 345.000 metric ton. Namun juga ada pabrik aspal di Gresik," jelas Joko.
Menurut Joko, kebutuhan aspal nasional secara grafik sebagian besar untuk jalan nasional non tol. Sekitar 65,8 persen dengan menggunakan aspal 494.400 metric ton yang dibiayai APBN.
"Lalu jalan yang dibiayai APBD sebesar 32,9 persen atau penggunaan aspal sebanyak 247.200 mt dan sisanya dikerjakan swasta 1,3 persen atau 9.900 mt," ucap Joko.
Lebih lanjut Joko mengungkapkan, produk aspal yang berasal dari kilang minyak di Cilacap, akan disalurkan dalam bentuk curah atau drum melalui pipeline ke agen. Dengan demikian, curah disalurkan dengan tanker aspal, baik ke pabrik aspal Gresik maupun ke storage-storage yang dimiliki agen pertamina.
"Selain distribusi dalam bentuk curah juga dalam bentuk drum yang disalurkan para agen Pertamina. Aspal yang disuplai ke Pabrik Asal Gresik (PAG) juga didistribusikan dalam bentuk drum yang disalurkan oleh para agen," katanya.
"PAG selain dapat dari Cilacap juga terima dari impor di daerah regional Asia Tenggara, Korea, hingga kawasan Timur Tengah," tukas dia.
(Martin Bagya Kertiyasa)