JAKARTA - Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menegaskan keinginan untuk mengolah nilai tambah hasil tambang untuk pembangunan smelter dalam negeri. Dengan demikian, maka hasil tambang bisa dimanfaatkan untuk kesejahteraan dalam negeri.
Demikian diungkapkan oleh Direktur Jenderal Mineral dan Batubara (Dirjen Minerba) Kementerian ESDM, Thamrin Sihite saat coffe morning di kantornya, Jalan Dr. Supomo, Jakarta, Jumat (5/7/2013).
"Untuk nilai tambah, bahwa komitmen kita waktu itu seharusnya dilakukan di Indonesia, tanpa melakukan ekspor keluar negeri," ungkapnya.
Menurut Thamrin, khususnya hasil tambang seperti Nikel memang mempunyai kadar yang sedikit, tapi bermanfaat bagi kebutuhan dalam negeri.
"98 persennya itu unsur mineral jarang. Terdapat paladium, serta ada unsur-unsur kecil lainnya. Memang unsur tersebut masih belum ekonomis, tapi itu hasilnya bisa untuk dalam negeri tanpa diekspor. Ini sama aja kita selalu jual Tanah Air ke luar negeri," kata Thamrin.
Dia mengungkapkan, sebesar-besarnya sumber daya alam di Indonesia adalah untuk kemakmuran rakyat untuk generasi mendatang, tidak hanya generasi masa kini.
"Maka dari itu, hasil 98 persen mineral jarang itu dari Nikel bisa digunakan dan diteliti untuk masa depan, pastinya ada nilai ekonomis untuk masa depan dan untuk generasi masa datang," tukas dia.
(Martin Bagya Kertiyasa)