BANDUNG - Tenaga kerja pariwisata Indonesia memiliki daya saing tinggi di ajang Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) bahkan lulusan sekolah pariwisata Indonesia banyak diserap di mancanegara, kata Asisten Deputi Bidang Pengembangan SDM Kementerian Pariwisata RI Wisnu Bawa Taruna.
"Tenaga kerja pariwisata Indonesia harus paling siap dan memang paling siap karena banyaknya destinasi wisata baru Indonesia," kata Wisnu pada acara soft launching Seleksi Bersama Masuk Sekolah Tinggi, Akademi, dan Politeknik Pariwisata (SBM-STAPP) 2016 di Kampus Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung, Selasa, (16/2/2016).
Menurut dia setiap tahun kebutuhan tenaga di bidang pariwisata terus meningkat, dan cukup banyak diserap oleh perhotelan dan restauran yang terus dibangun hampir di seluruh daerah di Indonesia.
Kementerian Pariwisata mencatat pada tahun 2015 jumlah tenaga kerja langsung pariwisata mencapai empat juta orang dan sebanyak sembilan juta lainnya merupakan tenaga kerja tidak langsung.
"Gencarnya pemerintah meningkatkan target kunjungan wisata dan juga pembangunan pariwisata di setiap daerah, jelas menyerap tenaga kerja lebih banyak lagi," katanya.
Melalui lembaga pendidikan pariwisata, salah satunya Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) menjadikan daya saing tenaga kerja pariwisata Indonesia cukup tinggi dan siap terjun ke dunia profesi pilihan mereka.
"Saat ini tengah digenjot tenaga kerja di bidang pemandu wisata atau guide, jumlahnya terus ditingkatkan. Selain menguasai bahasa asing juga mereka disiapkan mengenal betul destinasi wisata di tanah air," kata Wisnu.