PALEMBANG - Produksi minyak Indonesia turut terpengaruh kondisi perekonomian global sehingga tergerus sejak 2015, kata Deputi Pengendalian Operasi Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas, Muliawan Haji.
"Berdasarkan data terakhir pada 7 Mei 2016 diketahui bahwa produksi minyak terus turun meski masih sesuai dengan target APBN," kata Muliawan di Palembang, Kamis (12/5/2016).
Data SKK Migas menunjukkan target triwulan I-2016 tercapai 100,2 persen atau 831,4 ribu barel minyak per hari. Meski tercapai target, sejatinya produksi ini jauh menurun dibandingkan capaian pada tiga tahun silam.
Kondisi ini juga turut berpengaruh pada penerimaan negara sektor migas, karena penjualan gas Indonesia ke Singapura mengikuti formula pada harga minyak.
"Untuk mengatasi permasalahan ini, pemerintah mengupayakan efisiensi penggunaan biaya dan menjaga keekonomian sembari menunggu ekonomi membaik," kata dia.
Selain faktor global, produksi minyak juga dipengaruhi oleh kendala internal yakni permasalahan finansial KKKS, decline rate yang tajam sekitar 28 persen, subsurface, operasional, dan perencanaan.
Sedangkan kendala utama di sektor internal yakni regulasi yang menghambat, pembebasan lahan dan pertanahan, dan belum singkronnya rencana tata ruang dan illegal tapping (khusus di Jambi dan Sumsel).