SURABAYA – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur (Jatim) tahun ini akan memperkuat ekspor ke negara-negara di Eropa, menyusul melemahnya perekonomian China.
Salah satu komoditas ekspor andalan Jatim adalah perhiasan. Mengacu data Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim, selama 2016, ekspor perhiasan Jatim mencapai USD4,16 miliar, naik 26,50% dibanding periode yang sama 2015 yang hanya USD3,29. Perhiasan paling banyak diminati warga di negara-negara Eropa seperti Swiss. Di negeri tetangga ada Singapura dan Malaysia. ”Kami akan coba jajaki pasar baru, utamanya ke negara-negara di Eropa.
Memang kami tidak bisa hanya mengandalkan China sebagai tujuan utama ekspor, harus ada negara-negara baru,” kata Asisten II bidang Ekonomi Pembangunan Sekretariat Daerah Provinsi (Sekdaprov) Jatim Fattah Jasin. Selain ekspor, kata dia, pihaknya juga akan memperkuat perdagangan antarpulau. Khusus untuk perdagangan antarpulau, Jatim menargetkan tahun ini bisa tumbuh 8% hingga 10% dari realisasi tahun lalu yang mencapai Rp290 triliun.
Kontribusi terbesar masih dari beberapa daerah di wilayah Indonesia Timur seperti Nusa Tenggara Timur, Maluku dan Ternate. Namun, yang menjadi persoalan sekarang, kapal dari Jatim, seringkali kosong selepas mengirim komoditas ke Indonesia timur. ”Nah, kami minta agar pengusaha Jatim bisa mengambil komoditas apa saja dari Indonesia timur biar kapal tidak kosong. Sehingga, daerah yang bersangkutan juga bisa berkembang,” tandas Jasin.
Sementara itu, Kepala BPS Jatim Teguh Pramono memperkirakan, tahun ini perhiasan masih masuk lima besar dan menjadi andalan ekspor Jatim. Menurutnya, perhiasan dari Jatim disukai masyarakat luar negeri karena model dan desain dan kualitasnya cukup bagus. Setiap triwulan, desain untuk produk perhiasan kualitas ekspor selalu berubah dan desainnya mengikuti permintaan pasar.
Selain desain menarik, perhiasan dari Jatim harganya cukup bersaing dengan kualitas tidak kalah dengan produk-produk luar negeri. ”Di Jatim, ada 1.854 unit industri perhiasan berskala kecil. Lokasinya tersebar antara lain, Surabaya, Gresik, Lamongan, Pasuruan, Lumajang, dan Pacitan,” terangnya. Sekretaris Jenderal Asosiasi Pengusaha Perhiasan Emas dan Permata Indonesia (Apepi) Iskandar Husin mengatakan, Afrika Selatan, India, Timur Tengah dan beberapa negara di Asia dan Amerika selama ini juga menjadi tujuan utama ekspor perhiasan.
Perhiasan Jatim memiliki banyak keunikan dan bernilai seni tinggi. Ini karena berbasis budaya lokal. Industri perhiasan mampu menyerap tenaga kerja sekitar 17.600 orang. ”Industri perhiasan merupakan industri kreatif yang mempunyai peran strategis dalam mendukung pertumbuhan ekonomi,” ujarnya.
(Raisa Adila)