Kapitalisasi Saham TLKM Turun Gara-Gara Esia?

Andina Meryani, Jurnalis
Jum'at 05 November 2010 10:40 WIB
Foto: Mushaful Iman/Koran SI
Share :

JAKARTA - Serikat Karyawan (Sekar) PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) geram dengan terjadinya pelemahan kapitalisasi pasar saham Telkom selama empat hari berturut-turut sejak 28-30 Oktober 2010 senilai Rp24,2 triliun.

Diduga hal ini dipicu oleh reaksi atas rencana penggabungan Flexi dengan Esia milik PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL). Sekar Telkom menilai, rencana tersebut tidak populer di mata investor sehingga mengakibatkan kapitalisasi saham Telkom semakin tergerus.

Adapun nilai kapitalisasi Telkom tercatat sebesar Rp186,5 triliun pada penutupan perdagangan 28 Oktober 2010 menjadi Rp162,3 triliun pada penutupan sesi pertama 3 November 2010.

“Kami mohon pihak terkait seperti Menteri BUMN dan Komisaris Utama Telkom untuk menahan pernyataan-pernyataan yang terkesan mendorong dilakukannya penggabungan Flexi dengan Bakrie Telecom, karena rupanya hal ini tidak populer di mata investor,” ujar Ketua I DPP Sekar Telkom Rusman Nadeak, dalam keterangan tertulis yang diterima okezone di Jakarta, Jumat (5/11/2010).

Dirinya menambahkan, kapitalisasi pasar saham Telkom adalah salah satu hal yang menjadi perhatian karyawan Telkom, di mana seluruh karyawan berharap hasil kerjanya selain dapat meningkatkan laba perusahaan juga dapat menaikkan nilai perusahaan di bursa saham.

“Untuk itu pihak-pihak yang terkait dengan Telkom termasuk Menteri BUMN dan Komisaris Telkom mestinya turut menjaga harga saham Telkom ini dengan tidak mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang dapat melemahkan saham Telkom," jelasnya.

Selain karena rencana penggabungan Flexi dan Esia, disinyalir juga penurunan saham Telkom empat hari terakhir itu akibat dari pengalihan investor ke Krakatau Steel (KS).

Namun, Rusman juga menyayangkan karena tampaknya tidak ada mitigasi risiko terhadap dampak IPO KS terhadap penurunan harga saham BUMN lainnya termasuk Telkom, serta tidak adanya langkah antisipatif dari Komisaris Utama Telkom sebagai wakil pemegang saham di perusahaan perseroan ini.

Rusman juga khawatir penggabungan Flexi dengan Bakrie Telecom juga akan semakin menurunkan harga saham Telkom dan akan memicu polemik seperti halnya saat IPO KS.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal DPP Sekar Telkom Asep Mulyana menambahkan, Sekar Telkom tetap menolak pengalihan aset negara di TelkomFlexi ke pihak swasta karena telekomunikasi adalah salah satu aset strategis negara yang harus dipertahankan untuk tetap menjadi milik negara.

“Untuk mempertahankan asset strategis negara ini Sekar Telkom siap menurunkan 22 ribu orang anggotanya untuk turun ke jalan, bila kegiatan merger dan akuisisi Flexi ini terus dipaksakan," tambahnya.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya