Telkom Siapkan IPO Mitratel

J Erna, Jurnalis
Rabu 18 Mei 2011 08:02 WIB
Logo Telkom
Share :

JAKARTA - PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) masih mematangkan rencana untuk mencatatkan saham anak usahanya, PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel), ke lantai Bursa Efek Indonesia (BEI).

“Kami masih mematangkan portofolio bisnisnya dulu,” ujar Head of Corporate Communication and Affair Telkom Eddy Kurnia di Jakarta.

Menurut Eddy, Mitratel akan dikembangkan menjadi perusahaan yang fokus pada pembangunan menara atau sebagai tower company. Disinggung mengenai target pembangunan menara dan posisi menara yang dimiliki hingga saat ini, Eddy mengaku tidak mengetahui angka pastinya.

Direktur Utama Telkom Rinaldi Firmansyah menjelaskan, sebelum perseroan memutuskan untuk mencatatkan saham Mitratel ke BEI, badan usaha milik negara (BUMN) telekomunikasi tersebut akan meningkatkan jumlah menara yang dimiliki terlebih dahulu. Hal itu untuk mengoptimalkan harga saham Mitratel ketika dilepas ke pasar bursa.

“Mitratel itu tower-nya masih sedikit kalau untuk masuk bursa.Saat ini, jumlah tower masih di bawah 1.000; akhir tahun kemungkinan bisa sekitar 2.000. Kita mau (jumlah menara) di atas itu supaya ketika IPO, nilainya optimum,”ujarnya.

Karena itu, Rinaldi mengungkapkan, rencana perseroan untuk melepas saham Mitratel belum akan dilakukan tahun ini.Pasalnya, selain masih melakukan kajian dan mengupayakan penambahan jumlah menara,persiapan IPO memerlukan waktu tidak sebentar. Menurut dia, persiapan IPO biasanya membutuhkan waktu antara enam hingga sembilan bulan.

“Sekarang saja persiapan (IPO Mitratel) belum mulai, sehingga IPO Mitratel tidak tahun ini,” tandasnya.

Sebelumnya, dia sempat menuturkan bahwa rencana melepas saham Mitratel akan dilakukan setelah restrukturisasi menara minimal 3.500 unit rampung dari 9.000 unit menara milik Telkomsel,yang dikelola Mitratel.

Mitratel sudah berdiri sejak 1995 dan berawal sebagai perusahaan mitra kerja sama operasi (KSO) di wilayah Kalimantan dengan nama Dayamitra Molindo. Perusahaan ini beberapa kali mengalami perubahan kepemilikan saham. Namun pada 2004, seluruh saham Mitratel dikuasai Telkom. Kemudian pada 2007, Mitratel fokus pada bisnis penyediaan infrastruktur telekomunikasi, di antaranya menyediakan menara telekomunikasi guna memenuhi kebutuhan penempatan BTS sejumlah operator telekomunikasi di Tanah Air.

Mengenai rencana akuisisi operator telekomunikasi, baik di dalam maupun di luar negeri, kata Rinaldi masih dalam proses internal.Dia memperkirakan kinerja usaha perseroan berpotensi tumbuh 10 persen pada 2011, dengan asumsi pertumbuhan anorganik bisa terealisasi tahun ini. Rinaldi menambahkan, untuk ekspansi ke Kamboja,hingga saat ini masih dalam proses sehingga belum bisa dipastikan waktu realisasinya.“(Akuisisi operator di Kamboja) belum ada kabar baru, belum selesai,” ungkapnya.

Disinggung sudah sejauh mana proses tersebut, menurut dia masih dalam proses kajian antara kedua belah pihak. Dengan demikian, Rinaldi mengaku tidak bisa menjelaskan detailnya lantaran menyangkut pihak lain.Namun, kerja sama tersebut dimungkinkan bisa terealisasi tahun ini atau mundur pada tahun berikutnya.

“Mungkin saja tahun ini jadi, tapi mungkin juga tidak jadi tahun ini. Jadi, peluangnya fifty-fifty,” imbuh Rinaldi.

(Widi Agustian)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya