Bantuan Langsung Bukan Satu-satunya Program

R Ghita Intan Permatasari, Jurnalis
Senin 05 Maret 2012 11:43 WIB
Ilustrasi. (Foto: Koran SI)
Share :

JAKARTA - Kementerian Sosial (Kemensos) menuturkan, pemberian Bantuan Langsung Masyarakat Sementara (BLMS) jangan dipandang sebagai satu-satunya solusi untuk mengentaskan permasalahan kemiskinan.

Dirjen Perlindungan dan Jaminan Sosial Kemensos Z Andi Dulung menuturkan program BLMS tersebut bukanlah satu-satunya program pemerintah untuk mengentaskan kemiskinan di Indonesia.

"BLMS itu bukan program satu-satunya untuk memberantas kemiskinan, banyak program pemerintah untuk menanggulangi kemiskinan itu seperti BOS, Jamkesmas ada raskin dan lain-lain," ungkapnya kala ditemui dalam acara Indonesia Hot Topic Sindo Radio bertajuk Bantuan Langsung, Dibayar Tunai! di The Apple Tree Cafe, MNC Tower, Jakarta, Senin (5/3/2012).

Hal tersebut akan dilakukan oleh masyarakat secara terus menerus untuk juga membantu meningkatkan daya beli masyarakat, meski Kemensos pun yakin bahwa hal tersebut tidak akan membantu 100 persen full.

"Hal itu dilakukan terus menerus, cuma orang itu kan masih miskin tiba-tiba ada lonjakan seperti itu menjadi tidak stabil selama beberapa bulan dan inilah yang dibantu kemampuan daya belinya diangkat walaupun ini sejujurnya tidak bisa bantu 100 persen. Karena cuma itu yang bisa kita lakukan," paparnya.

Andi pun menuturkan, terkait banyak pemikiran bahwa pemberian BLMS tersebut tidak mendidik, hal tersebut harus dilihat dari berbagai sudut pandang, jangan dipandang dalam satu sudut semata.

"Banyak yang memang mengatakan seperti itu, tergantung kita lihat masalahnya, kalau menurut kajian yang baru itu, kalau orang itu diberikan uang, bagi orang-orang yang memenuhi kebutuhan makan, itu cukup itu sangat tepat. Karena kalau orang tidak bisa memenuhi kebutuhannya itu, pasti dia memenuhi kebutuhan makannya terlebih dahulu," kata Andi.

"Dia tidak akan pergi jalan-jalan, beli rokok, itu pokoknya. Kemudian berikutnya dan itu pasti uang ini akan berputar di ekonomi domestik, karena orang miskin dikasih Rp100 ribu tidak akan mungkin pergi ke Singapura. Uangnya berputar di situ, jadi berapa uang masuk desa itu, ya segitu juga uang yang berputar di sana," pungkasnya.

(Widi Agustian)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya