JAKARTA - Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi tentunya akan berpengaruh kepada Usaha Kecil Menengah (UKM) dan akan memberikan efek samping pada kenaikan harga barang.
Ketua Umum Kadin Suryo Bambang Sulisto mengungkapkan, pihaknya memahami pentingnya kenaikan BBM, namun dia tidak membantah mengenai dampaknya akan langsung terasa pada UKM. Meski begitu, dia optimistis dengan kenaikan BBM ini, UKM tidak sampai terancam gulung tikar.
"UKM harus pintar menyesuaikan keadaan tersebut, dan saya yakin kenaikan BBM dampaknya bisa diatasi, dan saya rasa dari kenaikan BBM hasilnya akan bisa memperbaiki infrastruktur yang dapat membantu UKM," ungkap Suryo Bambang Sulisto kala dihubungi okezone, Selasa (6/3/2012).
Ucapannya bukan tanpa sebab, Suryo melihat Philipina yang tergolong negara miskin mampu membeli BBM dengan harga internasional dan tidak mengandalkan BBM bersubsidi. "Masa kita tidak bisa. Kita, dalam hal ini Kadin, prihatin terhadap kenaikan harga BBM, tapi kita juga harus bisa menyesuaikannya,” jelasnya.
Hal senada disampaikan tersebut juga disampaikan Wakil Ketua Kadin Natsir Mansyur. Dia menjelaskan, UKM memang akan terkena dampak kenaikan BBM secara langsung. Meski begitu, dia melihat UKM tidak akan pailit karena kenaikan ini.
“UKM yang memproduksi barang pasti akan menaikan harganya. Imbasnya terhadap UKM tergantung dari UKM nya sendiri untuk mengatur pengeluarannya, yang pasti UKM pasti akan menaikan harga barangnya itu otomatis,” jelas Natsir
Seperti diketahui, pemerintah berencana menaikkan harga BBM jenis premium dan solar dalam rangka menjaga keuangan negara. Adapun kenaikan tersebut, akan berada pada angka Rp1.500 per liter, dengan demikian premium akan diperdagangkan pada Rp6.000 per liter.
Namun, kebijakan tersebut belum dapat dilakukan. Pasalnya, dalam UU APBN 2012, tidak ada kenaikan harga BBM bersubsidi. Karenanya pemerintah bersama DPR tengah membahas APBN Perubahan guna memastikan payung hukum bagi kenaikan harga BBM.
(Martin Bagya Kertiyasa)