Industri Kreatif Depok Terancam Gulung Tikar

Marieska Harya Virdhani, Jurnalis
Senin 26 Maret 2012 08:22 WIB
Ilustrasi. (Foto: Corbis)
Share :

DEPOK - Usaha Kecil Menengah (UKM) dan industri kreatif di Depok bisa terancam gulung tikar jika harga Bahan Bakar Minyak (BBM) mulai naik April mendatang. Pasalnya, selama ini mereka mengadalkan pinjaman dari bank.

“Dengan dinaikkan BBM, dipastikan UKM industri kreatif terancam tutup. Mereka akan terbebani dengan utang perbankan, produksi dan salary bagi karyawan. Ini kalau tidak disikapi dengan cermat, justru bisa mematikan usahanya,” tegas Tim Ahli Kewirausahaan Pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia (UI) Meswantri kepada wartawan, Minggu (25/03/12) malam.

Meswantri mengungkapkan, setidaknya industri kreatif di Depok 80 persen pakaian jadi. Menurutnya, secara riil yang terkena dampak kenaikan BBM adalah industri tekstil yang padat karya atau memperkerjakan banyak karyawan. Selain itu, produk yang harus mendatangkan dari daerah lain juga membutuhkan pembiayaan yang lebih.

Dia mencontohkan, untuk batik harus mendatangkan produk dari Pekalongan. Tentu, lanjutnya, terdapat peningkatan ongkos kirim dan biaya produksi juga naik. “Kalau seperti ini, otomatis panjang rentetan dampaknya. Apalagi, tekstil dibanjiri dari luar dan produk dari tekstil kita tidak diminati,” jelasnya.

Selain itu, para industri kreatif lainnya yang membutuhkan produk khusus bahan baku pasti terpukul. Untuk itu, pihaknya hanya bisa pasrah dan sebagai solusi dengan melakukan efisiensi pada produk. Selama ini, menurutnya dalam sudah banyak melakukan efisiensi dan akan ditekan seminimal mungkin.

“Kalau kebijakan naiknya BBM itu sudah kebijakan pemerintah,kita mau apa ya harus mengikutinya. Cuma kalau bisa, kita juga dapat proteksi, kita minta dukungan juga dari pemerintah. Apakah melalui perbankan atau kemudahan dalam pengadaan produksi. Ya, ini antisipasi agar tidak jatuh,” tuturnya.

(Widi Agustian)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya