'Digempur' China, Panci Made in Indonesia Masih Cerah

Nurul Arifin, Jurnalis
Rabu 02 Mei 2012 09:11 WIB
Proses Pembuatan Panci. (Foto: Nurul Arifin/okezone)
Share :

SURABAYA - Bisnis kitchen set masih memiliki peluang cerah meski seiring dengan gempuran produk-produk dari China. Bahkan, gempuran-gempuran produk China justru membuat industri kecil menengah (IKM) melakukan sejumlah inovasi. Hasilnya, sebagai produk anak negeri memiliki tempat di hati masyarakat.

Buktinya, IKM produsen Panci UD Cipta Karya Abadi (CKA) masih kesulitan memenuhi permintaan kitchen set jenis panci ini. Menurut pemilik CKA M Nur Arifin, pasar domestik untuk produk tersebut masih terbuka lebar. "Dari permintaan 30 ribu unit per bulan kami hanya sanggup memenuhi 21 ribu saja. Artinya, demand (pemintaan) kitchen set terutama panci masih tinggi," kata pria yang akrab disapa Arifin ini di Surabaya, Selasa (2/5/2012).

Arifin menceritakan, usaha yang dirintis Almarhum Mugianto, sang Ayah tahun 1990 sebelumnya hanyalah sebagai distributor panci dari berbagai merek. Namun semenjak Mugianto meninggal pada tahun 2007, usaha tersebut semakin berkembang. Hal itu, berdasarkan analisa sebagai distributor bahwa permintaan panci masih tinggi di masyarakat.

Pengembangan usaha itu berupa pendirian pabrik pembuatan penggorengan (wajan) dari alumunium. Dan kemudian berkembang menjadi pabrik panci. Sementara, sang ibu Sringatin dan dua orang adik Arifin ikut mempertahankan produksi wajan tersebut. Kejelian melihat peluang, berbagai barang rongsokan dari alumunium itulah didaur ulang menjadi panci. Dan  saat ini pabrik panci telah berdiri di dua kota di Jawa Timur  Mojekerto dan Trenggalek.

Dia mengklaim, brand panci bermerek CKA, telah  menguasai pangsa pasar di pulau Jawa dengan market share sekitar 65 persen. "Banyak produk sejenis, namun untuk segmen bisnis ini, kami adalah pioner," ungkapnya.

Saat ini, pabrik Panci merek CKA itu mampu meproduksi sekitar 21 ribu unit. Dengan rincian, di Mojokerto sekitar 4 ribu hingga 6 ribu unit dan di Trenggalek mampu memproduksi 15 ribu unit. Sebanyak 2 ribu karyawan yang tersebar di 22 Cabang di seluruh pulau Jawa. Kini usaha yang semula dari distributor panci memiliki omset miliaran rupiah per bulan.

Dengan bantuan 1.500 karyawan penjualan (sales), Arivin mampu menjual wajan aluminium untuk dipasarkan ke beberapa kota di tanah air. Untuk memasarkan produknya itu, Arifin  menggunakan mekanisme direct selling. Setiap cabangnya di daerah ditarget mampu menjual minimal 1.000 unit per bulan. Metode tersebut, katanya, terbilang sukses sebab karyawan di cabang itu diberikan stimulus berupa bonus setiap penjualan.

“Melalui metode ini, kami tetap bisa melakukan produksi sebagai stok untuk sewaktu-waktu bisa dipasarkan," imbuh lajang berusia 23 tahun yang saat ini masih kuliah di Universitas Airlangga.

(Widi Agustian)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya