MEDAN - Maret lalu, pergerakan harga di Sumatera Utara (Sumut) didorong peningkatan harga jasa cukur rambut. Namun di bulan Mei ini,tingkat pergerakan harga di Sumut didorong oleh komoditas sekunder, yaitu ketupat atau lontong sayur.
Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Utara mencatat komoditas ketupat/lontong sayur ini mengalami peningkatan sebesar 9,46 persen dibandingkan bulan lalu, Komoditas ini menjadi pendorong utama inflasi di Medan dan Sumatera Utara
"Ketupat/lontong sayur Mei ini menjadi pendorong utama inflasi di Medan. Peran Medan terhadap tingkat inflasi di Sumut lebih dari 80 persen, maka otomatis menjadi pemicu inflasi. Munculnya komoditas ini akibat kenaikan yang cukup tinggi, di tengah harga komoditas pokok
yang relatif stabil," ujar Kepala BPS Sumut Suharno, Jumat (1/6/2012)
Inflasi Mei di Sumut sebesar 0,05 peresen.Pergerakan ini relatif lebih rendah dibanding rata-rata inflasi nasional yang mencapai 0,07 persen.
"Inflasi kita bulan ini tetap lebih rendah dari inflasi nasional termasuk inflasi kumulatif Januari sampai Mei. Sumut 0,91 persen sementara nasional 1,15 persen. Namun untuk laju inflasi tahunan, kita sedikit lebih tinggi, kalau nasional 4,45, kita 5,29 persen," lanjut dia.
Di samping harga ketupat/lontong sayur, komoditas lain yang menyumbang inflasi di Sumut yaitu tarif angkutan udara sebesar 6,16 persen, jeruk 10,45 persen, sewa rumah 0,57 persen, gula pasir 1,77 persen, cabai merah 3,46 persen dan sawi hijau 9,32 persen.
"Tarif angkutan udara lagi-lagi mendorong inflasi di Sumut, meski bukan komoditas yang memberikan peran terbesa tetapi frekuensinya selalu muncul sehingga perannya terhadap inflasi kumulatif termasuk besar." jelas dia.
Sebagai informasi, di sumatera utara, dari empat kota dengan indeks harga konsumen, dua diantaranya mengalami inflasi, yaitu Medan dan Sibolga masing-masing 0,11 dan 0,22 persen sementara dua lainnya yaitu Sibolga dan Pematan Siantar mengalami deflasi, masing-masing 0,49 dan 0,04 persen. (gna)
(Rani Hardjanti)