JAKARTA - Bank Indonesia (BI) menilai pelemahan pasar saham dan Rupiah masih sangat tergantung kepada upaya penyelesaian Eropa yang belakangan memburuk.
Deputi Gubernur BI Hartadi A Sarwono mengatakan, pelemahan rupiah dan juga mata uang regional lainnya masih dipengaruhi oleh sentimen negatif perkembangan Eropa. Sentimen ini tidak saja diakibatkan Yunani namun juga telah mengakibatkan negara-negara peripheral Eropa seperti Spanyol mulai menunjukkan perkembangan memburuk.
Menurut Hartadi, hal tersebut mengakibatkan portfolio investors seperti di bursa saham dan obligasi merelokasi investasinya ke safe haven currency yaitu USD.
"Seberapa lama akan berlangsung, bergantung pada penyelesaian masalah di Eropa. Sebelum ini selesai maka USD cenderung menguat, dan mata uang lain melemah," ujarnya melalui pesan singkatnya, Senin (4/6/2012).
Hartadi menegaskan, BI akan terus menjaga pasar valuta asing dengan menambah likuiditas sehingga tidak terjadi shortage yang mengakibatkan pelemahan Rupiah yang berlebihan. Menurut Hartadi, dalam sistem nilai tukar mengambang, BI tidak menentukan level namun mengikuti demand dan supply di pasar.
"BI menjaga agar tidak terjadi fluktuasi yang cepat yang dapat mengganggu perhitungan bisnis pelaku usaha," tukasnya.