SEMARANG - Selama periode Januari-Agustus 2012, Jawa Tengah (Jateng) berhasil membukukan nilai ekspor produk batiknya hingga mencapai USD150 juta. Jumlah tersebut setidaknya memberikan kontribusi sekira 35 persen dari total ekspor produk konveksi bercorak yang tahun ini mencapai USD500 juta.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Tengah, Ihwan Sudrajat menuturkan, tingginya ekspor batik ini tidak terlepas dari potensi Jawa Tengah sebagai sentra produk batik terbesar secara nasional. Adapun negara tujuan ekspor terbesar masih berada di wilayah ASEAN dan Jepang.
"Produk batik dari Jawa Tengah memang sangat diminati dipasaran negara-negara ASEAN dan Jepang, di mana permintaannya dari tahun ke tahun terus meningkat," jelasnya, di Semarang, Rabu (5/12/2012).
Ditambahkan, daerah pengekspor batik terbesar dari Jateng diraih oleh Kota Solo, yang mencapai USD60 juta. Adapun pengusaha batik yang sukses di pasar ekspor, utamnya bagi mereka yang paham dengan selera negara tujuan ekspor.
"Batik yang diekspor memang tidak bisa sembarang batik dan harus disesuaikan dengan karakter masyarakat di negara tujuan ekspor, baik dari sisi motif maupun model yang ditawarkan," imbuhnya.
Menurut Ihwan, jumlah perusahaan batik di Jawa Tengah saat ini ada sekira 1.611 unit usaha, dengan menyerap sekira 11.336 tenaga kerja. Dari jumlah tersebut, nilai investasi diperkirakan mencapai Rp116,2 miliar, dengan nilai produksi sekira Rp425 miliar.