DENPASAR - Naiknya harga berbagai komoditas kelompok makanan, perumahan serta kelompok kesehatan pada akhir tahun 2012 turut mendorong terjadinya inflasi di Kota Denpasar di 0,58 persen.
Badan Pusat Statistik BPS Provinsi Bali mencatat, pada bulan Desember 2012, inflasi tahun kalender (Januari-Desember) sebesar 4,71 persen sedangkan laju inflasi year on year (Desember 2012 terhadap Desember 2011 sebesar 4,71 persen.
"Terjadinya peningkatan harga ditunjukkan naiknya indeks pada kelompok bahan makanan sebesar 1,91 persen, kelompok perumahan 0,59 persen dan kelompok kesehatan 0, 55 persen," sebut Kepala BPS Bali Gede Suarsa di kantornya, Rabu (2/1/2013).
Di pihak lain, justru terjadi penurunan pada kelompok barang dan jasa seperti kelompok transportasi, komunikasi dan hasa keuangan yang besarnya mencapai 0,24 persen. Demikian juga penurunan kelompok sandang sebesar 0,15 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,04 persen.
Sedangkan kelompok pendidikan dan rekreasi, lanjutnya, juga terjadi penurunan sebesar 0,02 persen. Adapun komoditas yang mengalami kenaikan pada bulan Desember tahun lalu adalah bawang merah, bawang putih, daging ayam ras, sawi hijau, wortel, ikan jangki dan daging sapi.
Jika melihat laju inflasi daerah lainnya di Indonesia, Denpasar tergolong rendah sebagaimana diketahui tertinggi adalah Jayapura yang mencapai 2,7 persen sedangkan terendah adalah Kendari yang sebesar 0,02 persen.
"Jika diurutkan dari inflasi tertinggi, Denpasar menempati urutan ke-31 dari 60 kota yang mengalami inflasi," imbuh Suarsa.
Suarsa menambahkan, komoditas yang memberi sumbangan inflasi terbesar di kelompok bahan makanan adalah bawang merah sebesar 0,19 persen. Sedangkan kelompok komoditas yang memberikan sumbangan deflasi terbesar pada kelompok ini adalah pepaya sebesar 0,05 persen.
"Kelompok pengeluaran untuk bahan makanan ini memberikan sumbagan inflasi sebesar 0,45 persen," tutupnya.