JAKARTA - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyatakan cadangan migas di Blok Mahakam telah mendekati habis. Pengelolaan blok tersebut, akan habis kontrak di 2017.
"Kalau kita bicara cadangan bagaimana mendesaknya, kita lihat bagaimana sikap Total untuk memperpanjang blok itu. Berarti itu menunjukkan cadangan ini masih besar," ujar Direktur Eksekutif Indonesian Resources Studies (IRESS) Marwan Batubara melalui pesan singkatnya kepada Okezone, Jakarta, Kamis (21/2/2013).
"Diperkirakan cadangan blok mahakam masih (banyak), kalau tidak enggak mungkin total sibuk seperti itu untuk minta perpanjang. Itu satu kalau dilihat sisi logika pemikiran orang yang di pasaran (orang yang tidak mengerti), kenapa ini ngotot diperpanjang kalau cuma sekian cadangannya," tambah dia.
Marwan melanjutkan, pemikiran yang kedua yakni sebera besar pasokan Liquified Natural Gas (LNG) sebesar 1 Tcf atau 2 Tcf yang dipermasalahkan Kepala SKK Migas Rudi Rubiandini. Menurut dia, cadangan sebesar 1 Tcf pun dapat mendatangkan keuntungan negara puluhan triliun.
"Padahal seandainya 1 Tcf pun itu sudah puluhan triliun potensi untung, karena apa 1 tcf itu anda bisa mengirim LNG yang jumlahnya setahun itu satu ton per tahun selama 20 tahun. Jadi selama 20 tahun setiap tahunnya ngirimnya sekian," jelasnya.
Oleh karena itu, dia meminta isu jumlah cadangan tidak menjadi isu yang diperdebatkan. Pasalnya, potensi untung masih besar, dan tugas pemerintah adalah mendapatkan untung ini semaksimal mungkin melalui pengelolaan oleh BUMN.
"Saya tidak peduli tentang cadangan, saya ingin pertamina yang pegang harus jadi operator dan tolong juga masyarakat itu jangan dibohongi atau dibuat informasi yang mengatakan bahwa Pertamina itu tidak mampu," tukas dia.
(Martin Bagya Kertiyasa)