Transaksi Hulu Migas ke Bank BUMN Capai USD26,67 M

Dani Jumadil Akhir, Jurnalis
Kamis 18 April 2013 10:22 WIB
Kepala SKK Migas Rudi Rubiandini (Foto: Okezone)
Share :

JAKARTA - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengatakan peran perbankan nasional dalam mendukung indusrti hulu minyak dan gas bumi terus meningkat. Hal tersebut menunjukkan semangat nasionalisme di industri migas.

Sampai Maret 2013, nilai komitmen tahunan transaksi pembayaran melalui Bank BUMN/BUMD mencapai USD26,678 miliar atau sekira Rp240 triliun. Nilai ini meningkat 135 persen dibandingkan nilai pada 2009. Adapun penempatan dana abandonment and site restoration (ASR) di bank pemerintah telah mencapai USD355 juta atau sekira Rp3,2 triliun atau naik 165 persen dibandingkan 2009.

"2013 ini kita berhasil meningkatkan keterlibatan perbankan nasional dalam kegiatan yang lebih besar lagi yaitu ketika BNI berhasil menjadi pionir bank pemerintah pertama yang memasuki bisnis jasa trustee & paying agent untuk kontrak penjualan LNG dari Blok Mahakam PSC," ujar Kepala SKK Migas Rudi Rubiandini, saat peluncuruan buku Migas, Perbankan, dan Perekonomian Nasional, Sinergisitas Hulu Migas dan Perbankan Nasional, di Kantor SKK Migas, Jakarta, Kamis (18/4/2013).

Kewajiban industri hulu migas untuk menggunakan perbankan nasional, menurut Rudi, dimulai 2009. "Ini menunjukkan semangat nasionalisme mulai tumbuh dalam beberapa tahun terakhir sejak peran regulator dan pemain (pelaku bisnis) dipisahkan dalam pengelolaan industri hulu migas di Indonesia," tuturnya.

Dalam bukunya, ReforMiner Insitute menulis peluang untuk menyinergikan hulu migas dan perbankan nasional masih cukup terbuka. Kebutuhan investasi (cost recovery) hulu migas nasional setiap tahunnya tercatat antara Rp150 triliun-Rp200 triliun.

"Sedangkan Dana pihak ketiga (DPK) oleh perbankan nasional yang belum tersalurkan menjadi kredit masih sekira Rp570,75 triliun sehingga peningkatan penyaluran kredit oleh perbankan ke sektor hulu migas tentunya tidak akan mengurangi porsi penyaluran kredit ke sektor-sektor ekonomi lainnya," ungkap Rudi, dengan mengutip buku tersebut.

Selain itu, struktur modal perusahaan migas khususnya perusahaan migas nasional sebagian besar bersumber dari utang. Menurut Rudi, 42,83 persen modal perusahaan migas merupakan utang bank dan mengindikasikan peluang sinergitisitas antara kedua sektor masih cukup terbuka. Bahkan, produktivitas penyaluran kredit ke sektor hulu migas mencapai 6.630 kali lebih besar dari rata-rata penyaluran kredit ke seluruh sektor ekonomi yang sebesar 4.942 kali.

Penyaluran kredit ke sektor hulu migas Rp1 miliar akan menciptakan nilai tambah perekonomian nasional sebesar Rp6,63 triliun. Sedangkan penyaluran kredit ke seluruh sektor ekonomi rata-rata akan menciptakan nilai tambah perekonomian nasional sebesar Rp4,94 triliun.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya