JAKARTA - Proses integrasi antara Uni Eropa (UE) dan ASEAN perlu harus melihat pembangunan di masa lalu, dan prospek di masa depan. Masalahnya fokus tersebut harus bergerak ke depan, dalam konteks cepatnya perubahan ekonomi dan geopolitik.
"Rencana aksi ASEAN-UE yang baru diharapkan dapat menempatkan ASEAN dan UE dalam pijakan yang sama dalam menjawab berbagai tantangan dalam konteks pemulihan ekonomi global yang berjalan lambat," kata Sekretaris Jendral ASEAN Le Luong Minh, di kantor Sekretariat ASEAN, Jakarta, Kamis (18/4/2013).
Terlepas dari adanya berbagai tantangan yang dihadapi dalam proses integrasi masing-masing kawasan, hubungan UE-ASEAN, mencakup kerjasama politik, sosial, dan budaya serta ekonomi yang terus menguat.
Dia menjelaskan, saat ini perdagangan yang dinamis dan arus investasi, menunjukkan angka pertumbuhan yang moderat, dibandingkan dengan situasi ekonomi global yang cendurung melemah.
Di tempat yang sama, Dubes UE Julian Wilson mengatakan ASEAN dipercaya jika bekerja bersama-sama, dan melakukan aksi dapat menjadikan lebih kuat dan efektif. "Inilah apa yang dimaksud engan integrasi kawasan dan inilah mengapa kami mengatakan bahwa kami memiliki DNA yang sama dengan ASEAN," katanya.
Saat ini, ASEAN bergerak dengan cepat dengan negara-negara anggota yang terlibat daalam berbagai inisiatif yang dirancang untuk membantu mencapai tujuan terciptanya Komunitas ASEAN pada 2015.
(Martin Bagya Kertiyasa)