BI Harusnya Batasi Penjualan Rupiah di Bank Asing

Rizkie Fauzian, Jurnalis
Rabu 26 Juni 2013 07:52 WIB
Ilustrasi. (Foto: Okezone)
Share :

JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) nampaknya masih melanjutnya tren pelemahan. Sentimen dari dalam negeri terkait kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) masih menjadi faktor pergerakan rupiah, khususnya bagi para investor yang khawatir akan tingginya capital outflow.

Analis pasar uang Bank Mandiri, Reny Eka Putri, mengatakan bahwa dalam kondisi ini seharusnya Bank Indonesia (BI) memiliki intervensi khususnya di pasar valas. Selama ini BI hanya melakukan intervensi dengan menaikan suku bunga menjadi 6 persen.

"BI seharusnya wajib memiliki intervensi lainnya di pasar valas, karena menaikan suku bunga sudah tidak memungkinkan, yang seharusnya dilakukan sekarang adalah dengan membatasi penjualan rupiah oleh bank-bank asing di Indonesia," jelasnya di Jakarta, Rabu (26/6/2013).

Menurutnya, dengan intervensi tersebut maka rupiah diharapkan tidak kembali anjlok hingga ke level terbawah. Namun selain membatasi rupiah, BI juga memerlukan beberapa kebijakan ekonomi pemerintah lain yang sudah bisa di adaptasi oleh para pelaku pasar.

"Dengan menjalankan intervensi tersebut, maka diharapkan rupiah berpotensi kembali menguat pada akhir tahun nanti pada level Rp9.800-Rp9.900 per USD,” imbuh dia.

Sekadar informasi, dalam perdagangan kemarin BI mencatat kurs tengah rupiah berada di Rp9.948 per USD, dengan kisaran perdagangan Rp9.898-Rp9.998 per USD, sementara Bloomberg mencatat rupiah tembus Rp10.004 per USD, dengan kisaran perdagangan Rp9.904-Rp10.033 per USD.

(Martin Bagya Kertiyasa)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya