JAKARTA - Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) telah memberikan dampak langsung pada kenaikan beberapa barang kebutuhan pokok. Ditambah lagi, kestabilan pangan di Indonesia kurang ditingkatkan, sehingga membuat harga-harga pangan melonjak.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan, bisa saja inflasi melonjak hingga 2,3 persen. Oleh karena itu, pemerintah berjanji akan terus menjaga kestabilan bahan pangan selama bulan Ramadan, agar inflasi bisa dikendalikan tidak jauh dari angka 1 persen.
"Untuk inflasi BBM saja sudah 0,7 persen. 0,3 persen sudah bulan kemarin. Oleh karena itu, second round-nya inilah yang akan kita jaga. Kita upayakan kendalikan jangan terlalu jauh dari angka satu," kata Hatta di Kantornya, Jakarta, Rabu (17/7/2013).
Hatta mengatakan, kenaikan inflasi memang akan terjadi akibat kenaikan harga bahan pangan (volatile food). Karenanya, dia berjanji akan terus menjaga sehingga inflasi tidak melompat jauh seperti yang diperkirakan Bank Indonesia (BI) di kisran 2,3 persen.
Menurutnya, langkah-langkah yang akan diambil adalah memastikan suplai kebutuhan pokok ini, dapat memenuhi permintaan bahan pangan sehingga tidak terjadi lonjakan harga yang cukup drastis.
Sementara untuk bahan pangan yang mengalami kekurangan pasokan dalam negeri, maka langkah yang dilakukan adalah membuka keran impor, seperti daging sapi, cabai dan juga bawang merah.
Dia melanjutkan, saat ini sapi impor sudah didatangkan dari Australia. Sedangkan untuk cabai dan bawang merah, kekurangan pasokan dalam negeri disebabkan oleh mundurnya musim panen akibat kemarau basah.
(Martin Bagya Kertiyasa)