SOLO - Imbas dari hujan abu yang mengguyur Kota Solo dan sekitarnya, berdampak terhadap terhentinya perputaran perekonomian di Kota ini. Ekonomi di Solo menjadi lumpuh karena masyarakat yang enggan keluar.
Pantauan Okezone, hingga siang ini, tidak hanya pusat perbelanjaan modern saja yang tutup. Hampir semua pertokoan yang berada di pusat perekonomian kota Solo, seperti toko emas yang ada di kawasan Coyudan tutup. Termasuk Pasar tekstil terbesar di Jawa Tengah, pasar klewer pun ikut- ikutan tutup.
Padahal saat erupsi Gunung Merapi, meskipun abu vulkanik juga sempat mampir ke Kota Solo, pasar tektil beromzet miliaran rupiah ini pun tetap beroperasional.
Kondisi tak jauh berbeda juga terlihat di dua pasar tradisional yang menjadi ikon Kota Solo. Hujan abu vulkanik erupsi Gunung Kelud, di Kediri, Jawa Timur, memaksa dua pasar tradisional terbesar di Kota Solo, Pasar Gede dan Pasar Legi tutup. Kondisi tersebut lebih banyak dimanfaatkan para pedagang untuk membersihkan serta menata ulang tempatnya berjualan.
"Buka juga percuma soalnya yang belanja hanya sedikit. Belum tahu apakah besok masih tutup apa tidak. Soalnya, mayoritas dagangan kita itu ambilnya dari Jawa Timur. Kalau yang di Jawa Timur saja tidak buka, lah, terus yang dijual apa,"ungkap Kismiati, salah seorang pedagang sayuran di Pasar Gede Solo asal Tawangmangu, Karanganyar, saat ditemui Okezone, Jumat (14/1/2014).
Terpisah Lurah Pasar Gede Solo Nur Rahmadi mengaku hujan abu vulkanik dampak erupsi gunung kelud ini sangat terasa sekali dibandingkan abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi. Pihaknya belum bisa menentukan berapa besaran kerugian yang diderita para pedagang karena tidak berjualan.
Untuk menghindari kerugian lebih besar yang diderita para pedagang, Nur mengaku hanya bisa menginstruksikan kepada para pedagang untuk sementara agar tidak berjualan terlebih dahulu. Selain faktor kesehatan, juga sepinya para pembeli yang datang ke pasar tersebut.
"Tidak tahu berapa kerugiannya. Ini hanya faktor kesehatan saja saya meminta mereka untuk tidak berjualan. Lagian kalaupun buka juga percuma,"pungkasnya.
(Martin Bagya Kertiyasa)