Direktur Utama KAEF Rusdi Rosman mengatakan, pengembangan bisnis itu antara lain pembangunan pabrik baru di Banjaran Bandung, rencana pembangunan Pabrik Infus dan Bahan Baku Obat melalui kerja sama dengan mitra global, pengembangan Stem Cell atau Sel Punca kerja sama dengan RSCM dan RS Sutomo.
“Selain itu, ada pengembangan Rapid Test dan pembangunan pabrik bahan baku Garam Farmasi yang saat ini sudah 60 persen pabrik dibangun,” katanya dalam keterangan tertulis, Selasa (9/12/2014).
Rusdi menambahkan, ketatnya persaingan menuntut perusahaan untuk mengembangkan proses pelayanan yang efektif, efisien, dan dapat memenuhi harapan konsumen di manapun mereka berada. Hal ini menjadi alasan semakin banyak perusahaan maju dan inovatif yang membangun contact center untuk semakin mendekatkan diri dengan pelanggannya.
“Kimia Farma secara resmi meluncurkan layanan Contact Centre “Kimia Farma Care” 1-500-255. Launching Contact Center tersebut dilakukan bersamaan dengan peresmian Apotek Kimia Farma ke 600 yang dilaksanakan di Maros, Sulawesi Selatan,” jelasnya.
Dengan maraknya pendekatan bisnis yang berpindah dari mass-marketing ke micro-marketing, Kimia Farma berharap keberadaan contact center ini mampu menjadi jembatan bagi perusahaan untuk membina hubungan yang lebih erat dengan konsumen.
“Karena ketika pelanggan menghubungi Contact Center dan mohon bantuan, pada saat itulah perusahaan mendapatkan moment of truth, dan mengetahui apa yang disukai, dikeluhkan, dan dibutuhkan pelanggan. Hal ini merupakan masukan yang berharga bagi manajemen dan dapat dimanfaatkan untuk perbaikan layanan perusahaan,” ujarnya.
(Rizkie Fauzian)