Ketiga adalah terkait pengaruhnya pada polusi air. Dalam hal ini, jika tidak hati-hati, limbah nuklir bisa menimbulkan masalah serius. Daerah pertambangan dan tempat pembuangan bisa tercemari limbah radioaktif yang berbahaya.
Keempat adalah dari segi biaya. Batan menyebut, biaya pembangunan PLTN relatif tinggi, terkait zero tolerance terhadap faktor keselamatan dan teknologi yang digunakan. Kepala BATAN Djarot S Wisnubroto, untuk membangun reaktor nuklir berkapasitas 1.000-1.400 dibutuhkan investasi Rp25-50 triliun.
Kelima adalah terkait risiko bahaya jika terjadi kecelakaan. Nuklir memang menyimpan potensi dampak jangka panjang dan dapat menyebar secara kuas. Dan yang terakhir adalah risiko pengembangan senjata pemusnah masal. Nuklir memiliki potensi tersebut, terutama pada PLTN yang berbasis plutonium. (rzk)
(Rani Hardjanti)