Dan saat resmi dibubarkan, aset Petral akan dialihkan pada Pertamina Energy Services (PES) yang merupakan perusahaan perdagangan migas pengganti Petral. Menurut Yenny, hal tersebut harus dilakukan, sebab migas merupakan sumber daya alam (SDA) yang jumlahnya terbatas di bumi pertiwi Indonesia.
"Yang perlu dipikirkan sekarang adalah bagaimana kelanjutan anak perusahaan pengganti Petral selanjutnya. Pengganti Petral tersebut harus digenjot dan dialihkan (penerimaannya) ke Indonesia bukan ke negeri orang, karena ini berkaitan dengan sumber daya alam," paparnya.
Sementara itu, Yenny menjelaskan, para menteri yang bersangkutan diharap untuk memberi kebijakan yang sejalan dengan program pemerintahan Jokowi-JK dalam memberi keadilan kepada masyarakat. Termasuk memberi keadilan migas kepada masyarakat untuk kesejahteraan warga negara.
"Program Nawa Cita harus terus digalakkan. Keadilan migas untuk masyarakat Indonesia harus diutamakan di atas kepentingan lainnya. Jangan lagi ada menteri yang memberikan proyek kepada perusahaan-perusahaan rente mereka," tukasnya.
(Meutia Febrina Anugrah)