JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali mengungkapkan keinginannya agar waktu bongkar muat atau dwelling time di pelabuhan-pelabuhan Indonesia mendekati seperti negara-negara tetangga layaknya Singapura. Tercatat, waktu bongkar muat di Singapura tidak kurang lebih dari satu hari.
"Saya hanya ingin kita bisa mendekati dwelling time negara-negara tetangga. Enggak usah menyamainya," tegas Jokowi usai rapat di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (17/6/2015).
Namun, Presiden Jokowi sudah mengintruksikan agar dwelling time di pelabuhan-pelabuhan Indonesia dipangkas menjadi 4,7 hari dari rata-rata saat ini mencapai 5,5 hari.
Menurut Jokowi, lamanya dwelling time di pelabuhan-pelabuhan Indonesia sudah lama terjadi, sehingga membuat biaya logistik di pelabuhan mencapai 24,5 persen terhadap Gross Domestic Product (GDP).
"Kita seperti ini sudah lama. Tadi disampaikan ke saya ada yang sehari, tiga hari, tapi ada yang 20 hari hingga 25 hari, itu yang harus diselesaikan, entah urusan dengan karantina, perdagangan saya enggak mau tahu. Yang penting mendekati dwelling time negara-negara tetangga," paparnya.
Jokowi pun tidak ingin banyak bicara usai rapat di control room di Kantor Pusat PT Pelindo II (Persero). Dirinya hanya ingin pelayanan dan dwelling time di pelabuhan lebih cepat, efisien dalam memberikan pelayanan pada pemain-pemain impor maupun ekspor.
"Urusan kita adalah urusan melayani, urusan masalah tracking, loading, dan memang itu urusannya pemain bisnis," paparnya.
(Fakhri Rezy)