"Kami juga enggak mau seperti kaya di China, sumber daya manusia enggak dihargai. Padahal kalau SDM hilang, hilang juga potensi ekonominya," sambungnya.
Di tempat yang sama, Presiden KSPI Said Iqbal menyatakan, pihaknya akan melakukan langkah-langkah hukum untuk menuntaskan permasalahan kebakaran tersebut yang diduga disebabkan akibat kelalaian dari pihak perusahaan dan akhirnya menelan 21 korban jiwa dan 37 orangnya masih menjalani perawatan karena mengalami luka bakar serius hingga 70 persen dan juga keracunan gas.
"Jutaan buruh terancam nyawanya, dan keluarga buruh terancam kehilangannya sumber mata pencaharian. Jangan tunggu nyawa hilang dulu. Ini bisa dikatakan tragedi kemanusiaan di PT Mandom karena pemerintah dan perusahaan tidak melindungi pekerjanya," tegasnya.
Selain itu, KSPI menyoroti kasus meledaknya tungku peleburan pengolahan baja PT Garuda Steel Group di Cibitung, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat yang menelan satu korban dan 11 orang pekerjanya lainnya mengalami luka-luka.
"Hal ini juga harus disikapi secara serius. Karena, lagi-lagi ini menyangkut keselamatan para pekerjanya," pungkasnya.
(Rizkie Fauzian)