JAKARTA – Nama Kwitang sempat berjaya lantaran menjadi pusat jual beli buku. Kwitang terkenal bukan hanya karena buku baru yang dibanderol murah, tetapi justru karena menjadi sentra buku sastra hingga buku langka.
Sentra penjualan buku Kwitang terletak di antara Jalan Senen Raya dan Jalan Kwitang Raya, tepatnya di simpang lima Senen. Nama Kwitang semakin tenar, salah satunya karena masuk dalam film layar lebar Ada Apa Dengan Cinta yang booming pada 2002. Namun itu dahulu. Kini, Kwitang tampak sepi.
Pada 2008 lalu, Pemerintah DKI Jakarta memutuskan untuk merelokasi para pedagang buku bekas Kwitang ke beberapa tempat seperti Blok M dan dan Pasar Senen. Akibatnya, omzet pedagang tersebut turun drastis.
Saat Okezone berkunjung ke Pasar Senen, terdapat deretan penjual buku bekas yang berada di lantai 3. Sebagian para penjual buku tampak berbincang satu dengan lainnya. Deretan penjual buku bekas ini merupakan penjaja yang direlokasi dari Kwitang tujuh tahun silam.
Jun adalah salah pedagang buku bekas yang sempat mencicipi keuntungan berjualan buku di Kwitang. Jun juga menjadi salah satu pedagang yang direlokasi. Menurut Jun, kebijakan relokasi tersebut telah mengubah cukup drastis pendapatan dari para pedagang.
"Dulu di Kwitang saya bisa dapat hingga Rp30 juta sebulan. Sekarang ini hanya Rp5 juta, itu pun sudah susah," ujarnya saat ditemui Okezone di Pasar Senen Jakarta.
Namun, hal ini tidak hanya dialami oleh penjual buku bekas yang direlokasi ke Pasar Senen. Bahkan, pedagang yang direlokasi ke Blok M pun juga mengalami penurunan omzet yang sangat signifikan.
"Tidak hanya disini. Di Blok M juga. Tambah susah kita, tidak seperti di Kwitang dulu," tutur Jun.
Namun, dirinya mengaku tetap menjual buku bekas ini lantaran masih memiliki pelanggan tetap dari para pelajar dan mahasiswa. Pasalnya, setiap tahun ajaran baru masih banyak para pelajar dan mahasiswa yang datang untuk mencari buku dengan harga miring ke Pasar Senen.
"Ajaran baru yang kita andalkan. Banyak mahasiswa dan pelajar di sana. Ya cuma itu saja, paling Sabtu atau Minggu lumayan ramai. Tapi tetap saja tak seramai dulu ketika di Kwitang," tukasnya.
(Rani Hardjanti)