MEDAN - Tim Monitoring Label Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Medan menemukan banyak produk tanpa label dan izin dijual bebas di Kota Medan. Tidak hanya makanan dan minuman, tapi juga barang elektronik. Barang-barang itu banyak ditemukan di grosir maupun pusat perbelanjaan modern.
Bahkan, keberadaanya semakin banyak beredar jelang lebaran. Salah satunya di Plaza Millenium. Dimana, tim banyak menemukan barang elektronik tanpa label di jual saat melakukan inspeksi mendadak, Kamis 23 Juni 2016. Selain di Plaza Millenium, tim juga menemukan hal serupa di Brastagi Supermarket, Jalan Gatot Subroto.
Kedatangan tim yang dikomandoi Kabid Perdagangan Disperindag Medan, Irfan Syarif Siregar sempat membuat heboh pelaku usaha seluler di plaza yang terletak di Jalan Kapten Muslim tersebut. Tim memulai mendatangi Toko Mutiara Cellular yang berada di Lantai II.
Di situ tim belum menemukan kejanggalan apapun. Namun, selang 30 menit kemudian, petugas yang terbagi dalam dua tim itu menemukan sejumlah produk tanpa keterangan (label). Yakni di tokoVGen/ Cel Shop lantai 2 No 58. Sebanyak lebih lima item yakni kamera pengintai (CCTV/3 buah), powerbank, handphone Read Me dan multimedia speaker berhasil diamankan.
“Bos kami lagi di Cina Bang. Tidak ada di sini. Kami hanya karyawan yang jaga toko ini,” ungkap Karyawan Toko Cel Shp, Putri.
Setelah melakukan pemeriksaan, tim pun langsung membuat berita acara penyitaan dari toko yang diketahui pemiliknya bernama Beni itu. Dengan wajah memelas penjaga toko minta petugas tidak membawa barang-barang mereka.
“Jadi, ini barangnya kami bawa dulu. Dalam tempo satu minggu kami tunggu di kantor,” tegas Irfan.
Tim juga menemuman barang elektronik tanpa label resmi di Toko Subur HP. Di mana, di toko tersebut terjual produk MP4 tidak berlabel. Barang itu akhirnya diamankan dengan produk sebelumnya. Pengamanan tersebut tanpa ada perlawanan. dari penjaga toko.
Dalam sidak itu sempat terjadi adu mulut atau cekcok antara tim dengan pemilik toko. Tepatnya di Toko Blackberry 99. Awalnya tim menemukan produk handphone tanpa izin dan label. Namun, handphone tersebut langsung diamankan pemiliknya saat tim lengah. Diduga barang tersebut disimpan di toko satunya lagi. Pemilik toko sendiri berkilah, mereka tidak pernah menjual barang elektronik tanpa label.
“Yang terpampang di steling itu hanya pajangan. Periksa saja kalau Ibu dan Bapak tak percaya,” kata pemilik toko sambil mengeluarkan kotak dan dus. “Barang yang kita jual ambilnya dari dealer. Kita hanya menampung saja,” tambahnya.
Adu mulut kembali terjadi, saat anggota tim mengambil foto toko tersebut. Pengambilan foto untuk bahan dokumentasi. Namun, pemilik tidak senang dengan hal itu dan meminta foto itu dihapus.
“Ini sebagai bukti apabila kami mau meninjau kembali. Kalau laporan kami sudah selesai maka foto akan dihapus,” kata salah satu anggota tim.
Irfan menjelaskan, kegiatan ini merupakan kegiatan perdana Disperindag Kota Medan dalam hal pemeriksaan label barang-barang elektronik. Prilaku masyarakat sangat konsumtif menjelang Lebaran. Setiap produk, baik elektronik dan lainnya wajib tertera label, kartu garansi dalam Bahasa Indonesia.
Untuk itulah tim meminta penjaga toko menunjukkan merk salah satu produknya, asal importir, nomor pendaftaran barang dan surat izin usaha perdagangan (SIUP), dan juga izin gangguan. Masyarakat juga diimbau agar masyarakat hatihati belanja makanan impor dan bijak membeli HP di grosir maupun pusat perbelanjaan.
“Kita tahu barang-barang elektronik meningkat drastis jelang Lebaran ini. Kegiatan ini bertujuan supaya masyarakat tidak tertipu dan punya rasa aman. Selain itu, meminimalisir pelaku usaha yang bandel karena menjual barang yang tidak sesuai ketentuan Permendag Nomor 67/2013 tentang label,” ungkapnya.
Saat melakukan kunjungan di Berastagi Supermarket, tim menemukan sejumlah produk asal Thailand dan Vietnam tanpa izin atau label. Diantaranya aneka kecap, saus, kacang-kacangan dan buah kaleng.
“Tujuan dari kegiatan ini agar masyarakat tidak dirugikan dalam menyambut Idul Fitri,” tegas Sekretaris Disperindag Kota Medan, Said Chaidir di sela-sela sidak.
Menurutnya, kedatangan pihaknya ingin memastikan apakah ada makanan yang tidak memuat komposisi importir dan Bahasa Indonesia dari produk yang diperjualbelikan. Manajer Berastagi Supermarket, Harapan Dabuke tidak banyak berkomentar saat ditanya wartawan.
Dia hanya mengklaim setiap hari pihaknya tetap mengawasi barang yang masuk. “Kalau setiap barang yang masuk kita pasti cek,” ucapnya singkat.
(Dani Jumadil Akhir)