Harga Daging Ayam Tembus Rp50.000/Kg

Koran SINDO, Jurnalis
Rabu 13 Juli 2016 11:03 WIB
Ilustrasi : Okezone
Share :

BANDUNG – Pemerintah dinilai gagal mengendalikan harga daging di sejumlah pasar tradisional. Hingga H+5 Lebaran 2016, harga daging ayam dan sapi di sejumlah daerah di Jabar masih tinggi.

Harga daging ayam di sejumlah daerah tembus Rp50.000/kg. Bahkan, di Kabupaten Karawang, daging ayam dijual dengan harga Rp60.000/kg atau naik Rp15.000/kg beberapa hari sebelum Idul Fitri. Kenaikan harga ayam ini jauh di atas normal yang biasanya hanya berkisar Rp32.000-Rp34.000/kg. Tidak hanya daging ayam yang harga jualnya tinggi pasca-lebaran.

Penjualan daging sapi di sejumlah pasar tradisional di Jabar juga masih sekitar Rp110.000-Rp120.000/kg, jauh dari rencana pemerintah yang menginginkan Rp80.000/kg. Berdasarkan pantauan di beberapa daerah seperti Kota Bandung; Ka bu paten Karawang; Purwakarta; Kuningan; Garut; Sukabumi; Majalengka; dan Tasikmalaya, harga daging ayam rata-rata masih dijual di atas Rp42.000/kg. Harga daging ayam paling murah terdapat di daerah Ka bu paten Bandung Barat yang dijual Rp40.000/kg.

Pedagang daging ayam potong di Pasar Kosambi, Kota Bandung, Andi mengaku, masih tingginya harga jual ayam potong ini disebabkan per sediaan yang menipis. Menurut dia, stok ayam potong yang berada di kandang cenderung berkurang. Bahkan distribusi terbesar yang biasa dipasok dari wilayah priangan timur, masih tersendat karena padatnya arus balik dari jalur selatan.

“Kalau pagi saya jual Rp40.000- 42.000/kg, dan sudah jauh lebih turun di bandingkan menjelang lebaran. Saat ini hambatannya karena stok di kandang kosong, karena pengiriman dari priangan timur belum optimal. Jalannya masih macet oleh pemudik,” kata Andi. Senada dengan Andi, Pedagang Pasar Johar, Kabupaten Karawang, Mitra juga mengaku, persediaan yang terbatas membuat harga daging ayam yang dijual mencapai Rp60.000/kg.

Namun, kata dia, tingginya harga jual ayam potong tersebut membuat pembeli minim. “Harga bukannya turun setelah Lebaran, tapi malah tambah naik. Hal ini karena pasokan yang kita butuhkan tidak tersedia,” kata dia. Salah seorang ibu rumah tangga, warga Desa Palinggihan, Kecamatan Plered, Kabupaten Purwakarta Neneng Sriwahyuni, 36, mengaku sangat terbebani dengan mahalnya harga sejumlah sembako di pasar tradisional.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya