Kolaborasi Bisnis Keluarga, Ini Tanggapan Pengusaha

Dhera Arizona Pratiwi, Jurnalis
Rabu 24 Agustus 2016 18:14 WIB
Ilustrasi: (Foto: Okezone)
Share :

JAKARTA - Indonesia Brand Forum (IBF) mengusulkan perlu adanya perusahaan keluarga di Indonesia bersatu dan menyamakan langkah untuk masuk dan bersaing di pasar global, melalui pembentukan Family Business Inc.

Selain itu, juga diusulkan ide untuk mengkolaborasikan Family Business Inc. dengan holding BUMN yang saat ini gencar diproses pemerintah. Keduanya dilakukan agar produk-produk Indonesia bisa menembus pasar global dunia.

Para pengusaha pun menyambut baik. CEO PT Niramas Utama Food & Beverages Industry, Erijanto Djajasudarma misalnya. Dia mengatakan jika kedua hal itu dilakukan, bisnis keluarga di Indonesia maka akan bisa menyamai Malaysia. Terlebih lagi, kolaborasi ini juga akan bisa membawa nama Indonesia semakin mendunia.

"Ada bagusnya kolaborasi bawa nama Indonesia jadi kita memang produk-produk lahir Indonesia bawa Indonesia jadi mendunia bukan hanya dari olimpiade bulutangkis aja, tapi juga produknya bisa dikenal," ucapnya saat ditemui dalam acara Indonesia Brand Forum 2016 di ballroom Grand Hyatt, Jakarta, Rabu (24/8/2016).

Pada kesempatan yang sama, Presiden Direktur (Presdir) PT Martina Berto Tbk, Bryan Tilaar menuturkan, kolaborasi ini diperlukan mengingat jika perusahaan Indonesia yang ingin membuka cabangnya di luar negeri, acap kali menghadapi aturan yang rumit. Seperti yang terjadi pada bank-bank Indonesia yang ingin berekspansi di luar negeri.

"Jadi adalah keprihatinanan kita bisa kita lihat Indonesia saja high regulated seperti sektor keuangan hanya bank negara saja, lainnya asing 100 persen semua. Sektor consumers goods mayoritas investor asing yang punya. Kalau perusahaan logistik, makanan dan minuman itu investasi lebih mudah dibanding sektor finansial tadi. Kalau itu bisa kolaborasi, bisa jadi bargaining power," tuturnya.

Kemudian, Vice President PT Sri Rezeki Isman Tbk, Iwan Kurniawan Lukminto meyakini perusahaan-perusahaan lokal memiliki suatu potensi yang sangat besar dari sisi negara, baik segi produktif dan konsumtifnya. Untuk itu, dia memandang seharusnya inisiasi ini berasal dari pemerintah.

"Jadi memang kami rasakan sendiri kami industri tekstil sendiri tidak ada suatu wadah yang bisa kolaborasi kami antara industri tekstil maupun dengan pengusaha lainnya," katanya.

Terakhir, CEO Kamadjaja Logistics, Ivan Kamadjaja menyampaikan, ide kolaborasi ini merupakan suatu gagasan yang luar biasa bagus. Soalnya, selama ini dirinya melihat ada dual perspektif yang beredar di antara kalangan bisnis keluarga. Pertama, perusahaan keluarga berjuang ekspansi keluar dengan kepentingannya masing-masing.

"Harusnya itu pemerintah support. Misalnya Jepang masuk ke negara lain itu pemerintah ngayomin ada pembicaraan G-to-G," imbuh dia.

Kedua, di Tanah Air bisnis keluarga sangat mendominasi, yakni mengambil porsi sekitar 95 persen. Untuk itu, Ivan memandang kolaborasi ini harus bisa dijalankan dengan membangun rasa nasionalisme lebih dulu. Setelah itu, munculkan kesadaran akan merek lokal (local brand).

"Bagaimana family business ini harus bisa lebih bersatu. Misalya Jepang, kalau bisa semuanya dikaitkan dengan asuransi dan banknya. Indonesia masih sendiri-sendiri," pungkasnya.

(Dani Jumadil Akhir)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya