JAKARTA - Setelah satu abad di bawah bayangan pasar saham New York, akhirnya bursa saham Chicago bisa mencari dana dan patner. Saat ini, bursa Chicago sudah menangani hampir 50% dari perdagangan saham Amerika Serikat (AS). Dengan begitu, ambisi Bursa Saham Chicago bisa menjadi hub perusahaan China yang akan listrik di bursa Amerika.
Seperti dilansir Bloomberg, Rabu (15/3/2017), bursa saham Chicago telah menemukan investor, yakni seorang konglomerat asal China yang memiliki pengalaman di pasar saham, Chongqing Casin Enterprise Group Co. Jika kesepakatan senilai USD27 juta atau Rp360 miliar (kurs Rp13.369 per USD) tersebut disetujui oleh U.S Securities and Exchange Commision (SEC), maka perusahaa-perusahaan kecil yang berbasis di China bisa dengan mudah melakukan penawaran saham di bursa Chicago.
Menurut CEO Chicago Stock Exchange John Kerin, dengan kesepakatan tersebut akan memudahkan perusahaan untuk berkembang dan meningkatkan modal. Kerin menjelaskan, bahwa pihaknya telah menghabiskan hampir satu tahun untuk menjawab pertanyaan yang diajukan oleh regulator, namun persetujuan SEC belum terjamin.
Chongqing Casin Enterprise Group Co merupakan perusahaan di sektor real estate dan pabrik pengolahan limbah, namun perusahaan juga memiliki investasi di beberapa perusahaan, seperti desain interior yang berbasis di AS. Casin adalah perusahaan yang sudah belajar banyak tentang pasar saham, dan menemukan bursa Chicago dengan bantuan sang CEO kerin.
Dengan bantuannya, perusahaan kecil dan menengah China yang berbasis di AS dan berencana akan listing akan diberikan kemudahan dari memenuhi persyaratan hingga biaya listing. Hal ini tentu sangat membantu bagi perusahaan kecil untuk go public.
Menurut China Securities Regulatory Commission, setidaknya ada 800 perusahaan yang menunggu untuk melakukan Initial Public Offering (IPO) atau penawaran saham di bursa China, namun listing di disana memiliki banyak risiko.
(Rizkie Fauzian)