JAKARTA - Konsorsium multi nasional Cirebon Power telah menandatangani Perjanjian Pembiayaan (Loan Agreement) senilai USD1,74 miliar atau lebih dari Rp23 triliun dengan 3 lembaga keuangan yaitu JBIC (Japan Bank for International Cooperation), KEXIM (Korea Eximbank) dan NEXI (Nippon Export and Investment Insurance) untuk Proyek Ekspansi Cirebon Power Unit 2 (Ekspansi Cirebon Power) atau PLTU Cirebon Unit 2.
Penandatangan Perjanjian Pembiayaan ini merupakan tonggak penting bagi penyelesaian Ekspansi Cirebon Power, dengan kapasitas 1x1.000 mw dan total nilai invetasi USD2,2 miliar.
Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik/PJBTL (Power Purchase Agreement/PPA)Ekspansi Cirebon Power telah dilakukan tanggal 23 Oktober 2015 antara PLN dan Cirebon Power sebagai pengembang listrik swasta (Independent Power Producer/IPP). Pekerjaan konstruksi telah dimulai sejak tanggal 31 Maret 2016, dengan penerbitan Surat Perintah Kerja (SPK) Terbatas kepada Kontraktor EPC yang dipimpin oleh HDEC (Hyundai Engineering Corporation)
Penandatangan Perjanjian Pembiayaan ini menunjukkan penuntasan skema pembiayaan proyek secara menyeluruh. Presiden Direktur Cirebon Power Heru Dewanto mengatakan proyek ini akan menerima pencairan dana dalam waktu dekat, segera setelah itu SPK lengkap kepada kontraktor EPC akan diterbitkan untuk mempercepat konstruksi proyek.
“Dengan dukungan pendanaan dan kemampuan teknis yang telah teruji, kami optimistis dapat mencapai target operasional atau COD (Commercial Operation Date) sesuai target," ujar Heru Dewanto dalam keterangan tertulisnya, Selasa (18/4/2017).
Dengan mengadopsi teknologi Ultra Super Critical, pembangkit yang berlokasi di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat ini kelak akan menggunakan batubara kalori rendah yakni 4.000-4.600 kkal per kg, dan dapat melakukan pembakaran dengan efisiensi tinggi sehingga lebih ramah lingkungan. Diperkirakan, PLTU Cirebon Ekspansi mampu menghasilkan energi 7.533 GwH per tahun. Daya yang dihasilkan akan memperkuat sistem interkoneksi Jawa-Madura-Balimenggunakan transmisi 500 KV melalui koneksi Gardu Induk Mandirancan.
Cirebon Power adalah konsorsium sejumlah korporasi multi nasional, yaitu Marubeni (Jepang), Indika Energy (Indonesia), Samtan dan Komipo (Korea) dan Jera (Jepang). Sebelumnya Cirebon Power telah sukses mengoperasikan pembangkit Unit 1 berkapasitas 660MW dengan teknologi Super Critical Boilersejak tahun 2012.
Cirebon Power Unit 1 telah berperan sebagai salah satu penopang utama sistem kelistrikan Jawa-Madura-Bali dengan menyumbang 4.914GwH per tahun. Sejak dioperasikan Cirebon Power Unit-1 berhasil menjaga tingkat ketersediaan pasokan listrik (availability factor) senantiasa diatas 90 persen, dan tingkat emisi senantiasa kurang dari sepertiga ambang batas nasional.
(Widi Agustian)