JAKARTA - Selama dua minggu terakhir, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) telah mengalami dua kali kendala dalam transaksi perdagangan. Meski begitu, BEI mengklaim tidak ada gangguan dalam sistem perdagangan efek atau Jakarta Automated Trading System (JATS).
"Jadi tidak ada masalah di trading engine," jelas Direktur PT BEI Tito Sulisto di Gedung BEI, Jakarta, Senin (24/7/2017).
Tito melanjutkan, gangguan kemarin terjadi di luar dugaan pihak bursa. Pasalnya, jumlah transaksi yang terjadi di pasar saham jauh melebihi kapasitas transaksi.
Dia menuturkan, saat ini BEI membatasi transaksi order sebanyak 50.000 lot karena rata-rata transaksi perdagangan terjadi di bawah 40.000 lot. Artinya, ada 5 juta saham yang ditransaksikan.
Tanpa terduga, pada perdagangan Kamis lalu, ada sebanyak 1 triliun Obligasi Wajib Konversi (OWK) yang diperdagangkan di pasar. Otomatis, sistem mengalami kendala akibat transaksi yang melebihi kapasitas. Menghindari kejadian serupa terulang, maka pihak BEI berencana akan meningkatkan sistem perdagangan JATS.
Sebelumnya, Tito juga pernah menjelaskan bahwa peningkatan sistem perdagangan atau availability system JATS membutuhkan investasi sebesar USD25 juta atau setara dengan Rp332,5 miliar mengacu kepada kurs Rp13.300.
Tito menjelaskan, dalam sistem perdagangan pasar modal dunia, availability system maksimum berada di tingkat 99,999%. Saat ini pasar modal Indonesia memiliki availability system sebesar 99,975%.
"Sekarang lagi masa trial. Barangnya sudah ada, sistem sudah ada, lagi trial terus. kira-kira akhir Agustus pindah resminya semua," tutup dia.
(Martin Bagya Kertiyasa)