Simak! World Bank Beberkan Keuntungan jika Swasta Bangun Infrastruktur

Lidya Julita Sembiring, Jurnalis
Selasa 25 Juli 2017 14:39 WIB
Ilustrasi: Shutterstock
Share :

JAKARTA - Presiden Bank Dunia Jim Yong Kim mengatakan, investasi dari semua lembaga multilateral akan menyumbang 5%-10% belanja infrastruktur dari negara berkembang. Hal ini diungkapkan saat menghadiri acara Indonesia Infrastructure Finance Forum di Hotel Fairmont, Jakarta.

"Kita mengetahui Indonesia belum menjangkau dana yang besar. Dalam pertemuan G20, negara di dunia menyetujui mengundang swasta dalam pembangunan infrastruktur yaitu prinsip Hamburg. Pada dasarnya prinsip ini kelanjutan upaya kami dalam mendorong kemitraan publik dan swasta dan dorong swasta danai infrastruktur," ungkapnya di Jakarta, Selasa (25/7/2017).

Menurut Presiden Kim, setiap proyek yang akan didanai oleh pihaknya akan diberikan pertanyaan, pertama yakni bisa didanai oleh swasta atau tidak dan jika tidak bisa maka akan ditanya kembali bagaimana agar swasta dapat mendukung pendanaan tersebut.

Karena menurut Kim, dengan menggunakan mekanisme pendanaan yang kreatif dan melibatkan swasta maka akan bisa mengurangi risiko pendanaan pembangunan tersebut.

"Kami siap dengan berbagai piranti ekonomi dengan keterlibatan swasta yang lebih besar. Piranti kita sudah miliki sejak lama tapi belum pernah dipresentasikan ke Indonesia sebagai cara mempercepat investasi di Indonesia, salah satunya mekanisme pendanaan berganda yang gabungkan pendanaan sektor swasta dan sebagian lagi pinjaman untuk kurangi risiko, dan menyediakan jaminan dari Bank Dunia dan para donor untuk kurangi risko kerugian sehingga infrastruktur jadi lebih menarik," tukasnya.

Selain itu, Presiden Kim mengatakan Bank Dunia juga memliki Badan Penjamin Investasi Multilateral (Multilateral Investment Guarantee Agency/MIGA) yang menjadi mitra strategis untuk kurangi risiko pendanaan pembangunan infrastruktur ini.

"Peran kami adalah untuk fasilitasi proses percepatan pembanguann infrastruktur di negara berkembang dengan sediakan solusi yang menggunakan di mana investor negara maju dapat keuntungan, dan negara berkembang dapat akses pendanaan dengan bunga rendah," tukasnya.

(Dani Jumadil Akhir)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya