Freeport Keruk Emas Indonesia Rp6,89 Triliun di Semester I-2017

Martin Bagya Kertiyasa, Jurnalis
Rabu 26 Juli 2017 17:22 WIB
Ilustrasi emas. (Foto: Reuters)
Share :

PHOENIX - Freeport-McMoRan Inc. (FCX) berhasil keluar dari kerugian, dan berhasil mencatatkan laba bersih USD496 juta setara dengan Rp6,44 triliun (mengacu kurs Rp13.000 per USD) atau sekira 0,34 dolar AS per saham pada periode Januari-Juni 2016. Sebelumnya, Freeport mengalami kerugian bersih mencapai USD4,7 miliar atau sekira 3,70 dolar AS per saham pada enam bulan pertama di 2016.

Pada 30 Juni 2017, kas konsolidasi mencapai USD4,7 miliar dan utang konsolidasi mencapai USD15,4 miliar. Angka tersebut, sedikit berubah dibandingkan dengan USD4,2 miliar dari kas konsolidasian dan USD16,0 miliar dari utang konsolidasi pada 31 Desember 2016. FCX masih memiliki fasilitas pinjaman senilai USD3,5 miliar dari revolving pada tanggal 30 Juni 2017.

Melansir keterbukaan informasi yang diterbitkan perseroan, Freeport memperkirakan penjualan konsolidasi untuk 2017 diperkirakan sekira 3,7 miliar pon untuk tembaga, emas sebesar 1,6 juta ounces dan molibdenum sekira 93 juta pon. Angka tersebut, sudah memperhitungkan penjualan pada kuartal III-2017 yakni tembaga 940 juta pon, emas 375 ribu ounces dan molibdenum sebanyak 22 juta pon.

Dari tambang di Indonesia, Freeport mencatat penjualan tembaga mencapai 247 juta pon dan emas sebesar 427.000 ounces di kuartal II-2017, lebih tinggi dari periode yang sama di tahun sebelumnya sebesar 196 juta pon tembaga dan emas sebesar 151 ribu ounces. Penjualan ini mencerminkan penjualan konsentrat dan bijih dapat lebih tinggi.

Dengan asumsi harga rata-rata emas berada di USD1.243 per ounce, maka Freeport memperoleh USD530,76 juta atau sekira Rp6,89 triliun. Tambang di Indonesia sendiri, merupakan tambang emas terbesar Freeport. Sementara untuk tambang di Amerika Utara, hanya menghasilkan 5.000 ounces emas.

Diperkirkan, pada enam bulan awal di 2017, volume penjualan konsolidasi dari pertambangan Indonesia mencapai 1 miliar pon untuk tembaga dan 1,6 juta ounces untuk emas. Sementara pada periode yang sama di 2016, penjualan tembaga sebesar 1,1 miliar pon dan emas sebesar 1,1 juta ounce.

Sementara untuk biaya produksi per unit di Indonesia, termasuk kredit emas dan perak, sebesar USD0,13 per pon untuk tembaga pada kuartal II-2017, lebih rendah dari biaya pada sebesar USD1,20 per pound pada kuartal II-2016. Rendahnya biaya produksi ini, mencerminkan kenaikan harga emas dan perak.

Pada Semester II-2017, dengan pencapaian volume penjualan dan perkiraan biaya saat ini, maka biaya tunai bersih unit setelah dikurangi kredit emas dan perak untuk pertambangan di Indonesia diharapkan mendekati USD0,13 per pon tembaga untuk pada 2017.

Kredit tunai bersih unit pertambangan Indonesia pada 2017 diperkirakan akan berubah sekira USD0,05 per pon untuk setiap USD50 per ons perubahan harga rata-rata emas. Karena sifat tetap dari sebagian besar biaya di Indonesia, biaya unit bervariasi dari kuartal ke kuartal tergantung pada volume tembaga dan emas.

Volume penjualan dari tambang di Indonesia bergantung pada sejumlah faktor, termasuk kinerja operasional, produktivitas tenaga kerja, waktu pengiriman dan kemampuannya untuk terus mengekspor konsentrat tembaga.

(Widi Agustian)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya