JAKARTA - Pemerintah saat ini telah cukup berhasil mengendalikan inflasi. Inflasi pun berhasil ditekan di bawah pertumbuhan ekonomi nasional.
Pada 2016, ekonomi Indonesia tumbuh sebesar 5,02%. Namun, inflasi berhasil ditekan pada level 3,02%.
Menurut Presiden Joko Widodo (Jokowi), rendahnya inflasi ini akan berdampak positif pada ekonomi nasional. Namun jika inflasi tinggi, maka masyarakat akan merasakan kerugian yang besar akibat tergerusnya daya beli masyarakat.
"Kalau inflasi terus kita tekan, juga rakyat akan merasakan. Percuma pertumbuhan ekonomi misalnya 6%, tapi inflasinya 9%. Rakyat tekor, rakyat menjangkau sebuah harga itu jadi berat. Tapi kalau pertumbuhan ekonomi 5%, tapi inflasi 4% atau 3%, rakyat enteng untuk menjangkau sebuah harga. Itu perlu kita pahami bersama betapa pentingnya inflasi," ujarnya di Grand Sahid Jaya, Jakarta, Kamis (27/7/2017).
Jokowi mencontohkan pada golongan pegawai negeri sipil (PNS) dengan kenaikan gaji yang terbatas. Jika inflasi tinggi, maka besaran kenaikan gaji tidak berdampak pada peningkatan daya beli PNS.
"Yang dulu biasanya kalau ada kenaikan gaji PNS, gajinya naik 5% harganya naik 10% ya enggak ada artinya," ujar Jokowi.
Mantan wali kota Solo ini pun menekankan kepada pemerintah daerah agar tak pasrah dalam menjaga inflasi. Pemerintah daerah pun diharapkan untuk inovatif dalam menjaga inflasi di daerah.