"Jadi siapa yang akan mengatakan pemerintah itu bias atau gak bias, itu political choice and strategic choice. You want to invest or you just stop to do anything hanya for the shake of untuk tidak utang saja. Jadi utang itu is responsible policy atau decision, dia bukan karena kita suka. Ini bukan masalah suka atau enggak suka, ini choice," tegasnya.
Lebih lanjut Sri Mulyani mengatakan, apakah lebih baik dirinya mengumpulkan pajak lebih besar dan masyarakat panik atau Indonesia berutang tapi kemudian Indonesia bisa meyakini bahwa utangnya untuk sesuatu yang jelas seperti pendidikan, kesehatan, listrik, air bersih untuk memberikan makanan anak-anak yang kurang gizi.
"Ya kan it's a choice, pensiun dapat THR apa enggak, pensiun enggak dapet itu namanya enggak beprikemanusiaan makannya kita kasih juga, kan semuanya masuk," tukasnya.
(Fakhri Rezy)