JAKARTA - Serikat Pekerja (SP) PT Jakarta International Container Terminal (JICT) melakukan aksi demo di terminal peti kemas Tanjung Priok. Dengan mengerahkan sekira 600 pekerja untuk mogok, pelabuhan peti kemas terbesar dan tersibuk di Indonesia ini pun lumpuh.
Kelumpuhan tersebut membuat kontainer mulai mengekor panjang di akses keluar masuk kawasan tersebut.
Baca Juga: Pelabuhan Peti Kemas Terbesar Indonesia Lumpuh Total, Segawat Apa Situasinya?
Namun, tahukah seluas apa pelabuhan peti kemas terbesar di Indonesia ini?
Mengutip laman Resmi JICT, Jakarta, Kamis (3/8/2017), PT JICT yang mempunyai bidang usaha pelayanan bongkar muat peti kemas ekspor-impor mempunyai luas hingga 100 hektare.
Pada awal berdirinya, PT JICT mampu menangani 1,8 juta TEUs dan meningkat hingga 2,4 juta TEUs pada akhir 2007. Dengan lingkup operasional dan kapasitas yang ada, PT JICT merupakan terminal peti kemas terbesar dan tersibuk di Indonesia.
Dengan penambahan dermaga sepanjang 552 meter (m) dan lapangan penumpukan seluas 3,5 hektare (ha), kini PT JICT mampu melayani arus peti kemas melalui Pelabuhan Tanjung Priok hingga 3 juta TEUs per tahun.
JICT memiliki lokasi strategis di jantung wilayah Jawa Barat. Dalam rangka mengoptimalisasi pelayanan dan dukungan pada pertumbuhan ekonomi nasional, JICT telah memulai sejumlah proyek perluasan sejak 2008, termasuk pada penambahan dermaga dan halaman penumpukkan, penggunaan sistem operasi terminal yang canggih, dan sistem gerbang otomatis pertama di Indonesia.
Selain menjadi pelopor 100% terminal steril yang memberikan keamanan, keselamatan dan kebersihan di setiap lini di lingkungannya, JICT menyediakan layanan berkualitas kepada lebih dari 20 perusahaan pelayaran dengan rute langsung ke lebih dari 25 negara dan berkomitmen untuk menyediakan pelayanan yang cepat, efisien, dan layanan yang handal 24 jam sehari sepanjang tahun.
Jadi, bisa dibayangkan seberapa besar pelabuhan yang menjadi kebanggaan Indonesia ini?
Seperti diketahui, PT Jakarta International Container Terminal (PT JICT) merupakan perusahaan afiliasi perseroan yang didirikan pada 1999. Sahamnya mayoritas dimiliki Hutchison Port Holding Group (HPH Group) sebesar 51%. Sisanya 48,9% dimiliki perseroan dan 0,1% dimiliki Koperasi Pegawai Maritim.