Seminar diikuti oleh kurang lebih 110 peserta dari instansi pemerintah, industri perkeretaapian, operator, dan asosiasi perkeretaapian. Dalam seminar ini, para peserta dikenalkan dengan sistem jalan rel, termasuk konsep sistem persinyalan dan telekomunikasi yang akan diaplikasikan di MRT Jakarta. Selain itu, dibahas juga peran pemerintah dalam pengembangan sistem perkeretaapian dan penguatan regulasi pendukungnya.
Perkembangan teknologi sistem persinyalan di dunia, kemampuan produksi dan kapasitas persinyalan di Indonesia, hingga kapasitas atau kemampuan beroperasi CBTC.
PT MRT Jakarta berbentuk badan hukum Perseroan Terbatas dengan mayoritas saham dimiliki oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. PT MRT Jakarta memiliki ruang lingkup kegiatan, di antaranya untuk pengusahaan dan pembangunan prasaran dan sarana MRT, pengoperasian dan perawatan prasarana dan sarana MRT, serta pengembangan dan pengelolaan properti atau bisnis di stasiun dan kawasan sekitarnya, serta depo dan kawasan sekitarnya. Hingga 31 Juli 2017, perkembangan konstruksi pembangunan MRT Jakarta sudah mencapai 76%, dengan pengerjaan konstruksi layang sebesar 64% dan 88% di konstruksi bawah tanah.
MRT Jakarta adalah terobosan baru bagi transportasi publik di Ibu Kota dan di Indonesia. Tidak hanya akan meningkatkan mobilitas, MRT Jakarta juga akan memberikan manfaat tambahan, seperti perbaikan kualitas udara dan solusi kemacetan, dengan adanya perubahan gaya hidup masyarakat Jabodetabek yang beralih dari penggunaan kendaraan pribadi ke transportasi publik.
(Dani Jumadil Akhir)