"Sayangnya konsumerisme adalah basis kita berdikari, tetapi jika spending barang yang tidak perlu di mana konsumer itu mengonsumsi barang impor, negara harus hadir di sana," ujarnya.
Baca Juga: Soal Pertumbuhan Ekonomi 5,01%, Sri Mulyani: Positif tapi Ada Hal yang Diperhatikan
Sementara itu, Deputi Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia Firman Mochtar menjelaskan bahwa kelompok menengah atas cenderung menahan belanja. Data dari Bank Indonesia menyebutkan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK). Namun, ketika di-breakdown data DPK tersebut bersifat simpanan berjangka.
"Jadi, memang mereka cenderung menahan konsumsinya. Lebih baik disimpan di deposito. Sementara yang di giro dan tabungan ini menurun. Ini yang digunakan untuk melakukan konsumsi sehari-hari," terang dia.
Hadir dalam diskusi ini beberapa stakeholder yang bergerak dalam makro ekonomi Indonesia, antara lain Badan Pusat Statistik (BPS) yang dihadiri langsung oleh Kepala BPS Kecuk Suharyanto. Ada pula Deputi Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia Firman Mochtar. Sedangkan dari otoritas Bursa Efek Indonesia, hadir Direktur Utama BEI Tito Sulistio.
(Dani Jumadil Akhir)