JAKARTA – Automated people mover system (APMS) atau Skytrain siap beroperasi di Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta), Tangerang, Banten, pada 17 September 2017. Kereta tanpa awak tahap pertama itu akan menghubungkan Terminal 2 dan Terminal 3.
Sementara itu, Banjir bandang menghantam tambang PT Freeport Indonesia (PTFI) di Tembagapura, Papua. "Kami masih mencari informasi yang akurat. Memang ada banjir di Tembagapura," kata VP Corporate Communication Freeport Indonesia Riza Pratama kepada Okezone, Jakarta, Rabu (16/8/2017).
Selanjutnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta semua pihak untuk menyelesaikan semua masalah yang ada di Indonesia secara cepat. Salah satunya berani membubarkan Petral dan mengalihkan subsidi ke hal yang produktif. "Kita berani bubarkan Petral. Kita berani alihkan subsidi untuk hal-hal yang produktif," tegas Jokowi di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (16/8/2017).
Ketiga berita tersebut, menjadi berita-berita yang banyak menarik minat para pembaca di kanal bisnis Okezone.com. Untuk itu, berita-berita tersebut kembali disajikan secara lengkap.
Dioperasikan September, Ini Sederet Kelebihan Skytrain Bandara Soetta
Skytrain atau automated people mover system (APMS) siap beroperasi di Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta), Tangerang, Banten, pada 17 September 2017. Kereta tanpa awak tahap pertama itu akan menghubungkan Terminal 2 dan Terminal 3.
“Kemudian pada November akan menghubungkan Terminal 1, 2, dan 3,” ujar Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi saat meninjau Skytrain di Terminal III Bandara Soetta, Tangerang, Banten, kemarin.
Menhub dan sejumlah pejabat Kemenhub beserta PT Angkasa Pura (AP) II memeriksa kesiapan Skytrain, mulai dari luar kereta hingga kursi. “Kunjungan ini untuk melihat langsung kesiapan Skytrain sebelum dilakukan uji coba dengan penumpang,” katanya.
Baca juga: Tinjau Uji Coba Skytrain Bandara Soetta, Menhub: Akan Resmi Beroperasi pada 17 September
Menurut Budi, Skytrain bisa mengangkut kurang lebih 350 penumpang dalam waktu lima menit sekali. Karena headway atau jarak kedatangan antarkereta berkisar lima menit untuk waktu tempuh. Dengan beroperasinya Skytrain yang menghubungkan Terminal 1, 2, dan 3 di Bandara Soetta ini, penumpang maskapai penerbangan akan lebih mudah dan cepat sampai ke terminal tujuan.
“Adanya Skytrain juga sangat efektif untuk pelayanan penumpang. Kalau pakai moda transportasi lain seperti bus itu kan waktunya enggak pasti. Tapi, kalau naik ini pasti kedatangannya,” ucapnya.
Pada tahap pertama pengoperasian Skytrain dilengkapi 1 trainset yang terdiri dari dua gerbong kereta. Ke depan, Skytrain akan beroperasi penuh dengan 3 trainset yang menghubungkan seluruh terminal penumpang dan terintegrasi dengan kereta Bandara Soetta.
Baca juga: Keren! Begini Penampakan Skytrain Bandara Soekarno Hatta saat Uji Coba
Dengan 3 trainset, Skytrain mampu mengangkut penumpang sebanyak 528 orang. Dengan beroperasinya Skytrain, penumpang hanya memerlukan waktu sekira 5 menit dari Terminal III ke Terminal I sejauh 3,2 km, dan 3 menit dari Terminal I ke Terminal III sejauh 1,7 km. Untuk pembangunan Skytrain, PT Angkasa Pura II menginvestasikan dana sebesar Rp950 miliar.
Sementara pengadaan trainset Skytrain yang disiapkan PT LEN Industri (Persero) dan Woojin asal Korea Selatan, PT Angkasa Pura II menginvestasikan Rp530 miliar. Untuk pembangunan infrastruktur seperti jalur dan terminal Skytrain, PT AP II berinvestasi sebesar Rp420 miliar yang dilakukan KSO antara PT Wijaya Karya Tbk dan PT Indulexco. Juru bicara PT Angkasa Pura II Yado Yarismano mengatakan, infrastruktur Skytrain belum 100% rampung.
Proses pengerjaan infrastruktur terus dikebut siang dan malam. Meski demikian, pihaknya tetap melaksana kan uji coba Skytrain, namun baru dilakukan di lintasan sepanjang 500 meter. “Untuk sementara uji coba Skytrain dijalankan dengan pengemudi, tanpa penumpang terlebih dahulu,” ucapnya.
Baca juga: Luar Biasa! Runway Ketiga Bandara Soetta Mampu Tampung 114 Pergerakan Pesawat
Direktur Operasi dan Teknik PT Angkasa Pura II Djoko Murdjatmojo menambahkan, uji coba Skytrain dengan memakai pengemudi dan tanpa penumpang akan dilakukan setiap hari selama satu bulan. Dalam uji coba penekanan lebih pada uji trek infrastruktur dan rolling stock.
Terpenting untuk mengukur kekuatan dan kelancaran dari infrastruktur yang telah dibangun. Melalui uji coba, PT Angkasa Pura II juga ingin mengetahui sekaligus mempersiapkan segala sesuatu yang tak terduga yang mungkin saja terjadi. Karena itu, simulasi melibatkan banyak pihak.
“Uji coba ini sambil menggarap infrastruktur sehingga kalau ada keadaan darurat harus bagaimana penanganannya sudah tahu. Ini lagi kami simulasikan,” ujar Djoko.