Jokowi Jaga Harga Pangan, ADB Pangkas Proyeksi Inflasi RI Jadi 4% di 2017

Lidya Julita Sembiring, Jurnalis
Selasa 26 September 2017 13:38 WIB
Ilustrasi: (Foto: Okezone)
Share :

JAKARTA - Asian Development Bank (ADB) menurunkan proyeksi inflasi Indonesia sepanjang 2017 menjadi 4% setelah sebelumnya menargetkan 4,3% pada April 2017. Inflasi terjaga stabil dikarenakan harga pangan dan nilai tukar Rupiah yang stabil.

Selain itu, proyeksi inflasi pada tahun depan juga mengalami penurunan menjadi 3,7% di 2018. Namun dengan syarat harus menjaga harga tidak bergejolak dan pemerataan sektor pangan di seluruh wilayah Indonesia.

Kepala Perwakilan ADB untuk Indonesia Winfried Wicklein mengatakan, meskipun pemerintah mengurangi subsidi energi di APBN-P 2017 dan mengakibatkan kenaikan harga listrik, namun pengeluaran rumah tangga masih tetap kuat.

"Karena keyakinan konsumen terhadap kestabilan Rupiah maka inflasi lebih terkendali sebesar 4% pada 2017 dan 3,7% pada 2018. Tren menurun ini terutama berkat upaya baru dari pemerintah untuk menjaga harga pangan melalui pengelolaan logistik dan pusat distribusi pangan di daerah-daerah secara lebih baik," ungkapnya di Kantor ADB, Jakarta, Selasa (26/9/2017).

Baca Juga: ADB Pertahankan Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2017 di Level 5,1%, Apa Alasannya?

Selain itu, pertumbuhan kredit diprediksi akan membaik secara bertahap setelah pemangkasan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) 7-day reverse repo rate sebesar 25 bps menjadi 4,25%. Serta juga berbagai kebijakan lain yang memberikan fleksibilitas lebih besar bagi bank dalam mengelola Iikuiditas serta kebijakan fiskal juga masih tetap menopang pertumbuhan.

"Perubahan anggaran di APBN-P 2017 juga membuat total belanja yang lebih tinggi, terutama untuk alokasi yang lebih besar bagi infrastruktur publik, kesehatan, dan pendidikan," jelasnya.

Sementara itu, prospek perdagangan Indonesia belum dapat dipastikan karena tidak meratanya tingkat pemulihan dan pertumbuhan dagang Indonesia, dan adanya pelemahan harga komoditas. Impor diperkirakan masih akan tumbuh lebih lambat daripada ekspor pada paruh kedua tahun ini.

Baca Juga: Cakep, Inflasi Inti Berada di Level Terendah 3 Tahunan

Sedangkan proyeksi defisit transaksi berjalan (CAD) sebesar 1,7% terhadap PDB pada tahun ini dan memperkirakan defisit akan naik ke 2% pada 2018 seiring dengan naiknya impor yang mulai mengalahkan laju ekspor untuk memasok beberapa proyek investasi publik berskala besar. Arus modal masuk diperkirakan akan Iebih dari cukup untuk membiayai defisit transaksi berjalan, sehingga cadangan devisa asing tetap bertambah.

"Risiko terhadap proyeksi ini bergantung pada perkembangan upaya pemerintah dalam memobilisasi penerimaan pajak, harga komoditas global, dan ketidakpastian kebijakan di negara-negara maju. Berbagai risiko tersebut menunjukkan bahwa Indonesia perlu menjaga niiai tukar yang fleksibel, perdagangan dan arus modal terbuka, serta meianjutkan pelaksanaan reformasi struktural guna semakin memperkuat perekonomiannya," tukasnya.

(Dani Jumadil Akhir)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya