JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat produksi minyak dan gas bumi (migas) yang turun. Di tahun ini produksi bergerak diangka 800.000 barel atau turun dari target 815.000 barel.
Menurut Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM Ego Syahrial, tingkat pengembalian cadangan (reserve replacement ratio/RRR) saat ini baru 50%. Faktanya bahwa dari cekungan migas yang jumlahnya ada 128 titik, hanya 20 cekungan yang setelah dilakukan pemboran mampu berproduksi.
Baca juga: Rapor ESDM Selama Semester I, Berapa Produksi Migas Nasional?
"Memang ada sekitar 40 juga yang sudah pernah dilakukan pemboran, hanya setengahnya yang discovery, cuma belum di tahap yang dikatakan komersil. Jadi overall, dari 128 ada lebih dari 50% atau sekira 71 cekungan yang belum pernah tersebut yang kebetulan terletak di Indonesia timur," ujarnya dalam acara "Pertambangan dan Energi Expo 2017", di JW Marriott, Jakarta, Rabu (27/9/2017).
Baca juga: Semester I, Produksi Migas Pertamina Berhasil Naik 8%
Ego melanjutkan, dari 71 cekungan itu ada sekira 40 yang belum pernah dilakukan survei seismic. Jadi, jika bicara strategi untuk meningkatkan cadangan dan produksi, tentu ESDM fokus pada 71 cekungan yang belum pernah disentuh.
"Kita fokus ke sana karena letaknya ada di Indonesia timur, kendala laut dalam, teknologinya dan lain-lain. Itu semua adalah tantangan kita ke depan,"ujarnya.
(Rizkie Fauzian)