Baca juga: Sedang Berkembang, ADB Ramal Pertumbuhan Ekonomi Asia Capai 5,9% di 2017
"Pertumbuhan konsumsi swasta secara tidak terduga tetap sama di Triwulan-II. Momentum yang stabil dalam konsumsi swasta, yang mencakup lebih dari separuh PDB Indonesia berlawanan dengan beberapa faktor pendorong yang menguntungkan seperti pertumbuhan lapangan kerja yang tinggi, kenaikan gaji sebanyak dua digit, kepercayaan konsumen yang tinggi, menurunnya inflasi pangan, kurs rupiah yang stabil, dan beralihnya periode Idul Fitri ke kuartal kedua tahun ini," ungkapnya di The Energy Building, Selasa (3/10/2017).
Sementara itu, pertumbuhan ekspor melemah juga berkontribusi pada melebarnya CAD. Setelah mengalami lonjakan pada Triwulan I, pertumbuhan ekspor dan impor secara signifikan melambat, sebagian mencerminkan penurunan harga komoditas pada Triwulan II dan hari keria yang lebih sedikit karena libur Lebaran sehingga defisit neraca berjalan meningkat dua kali lipat menjadi 2% dari PDB di Triwulan II.
Baca juga: Mantap! ADB Proyeksi Ekonomi Indonesia Tetap Kuat dari Tekanan Global
"Peningkatan musiman pada defisit penerimaan primer dan pelebaran defisit perdagangan jasa disebabkan oleh impor jasa transportasi dan perjalanan melonjak selama masa Lebaran. Hal ini juga berkontribusi terhadap defisit neraca berjalan yang lebih besar," jelasnya.