Selain itu, ia menilai bahwa tidak adanya peningkatan dalam pertumbuhan di Triwulan-II, terutama konsumsi sektor swasta, adalah teka-teki yang memerlukan data dan analisis lebih lanjut. Salah satu kemungkinannya adalah bahwa perekonomian menyesuaikan diri dengan reformasi terbaru, sementara dampak pertumbuhan membutuhkan waktu untuk terealisasi.
"Misalnya reformasi subsidi yang sedang berlangsung menyiratkan adanya kenaikan inflasi sementara yang mengurangi daya beli banyak rumah tangga menengah dan atas. Namun demikian, manfaat nyata dari reformasi ini peningkatan ruang Fiskal untuk belanja modal tambahan hanya akan bertambah dalam jangka menengah," paparnya.
"Selain itu, masalah perhitungan statistik yang biasa terjadi mengingat peralihan periode hari raya Lebaran dan efek dasar hari raya tersebut, kemungkinan juga berperan dalam kinerja konsumsi publik dan ekspor," tukasnya.
(Fakhri Rezy)