JAKARTA - Sebanyak USD62 miliar dalam bentuk remitansi terkirim ke negara-negara di Asia Tenggara (ASEAN) pada 2015 dari kegiatan migrasi. Uang puluhan miliar dolar itu bertebaran dari para pekerja migran yang bekerja di luar negeri lalu mentransfer ke dalam negeri.
Remitansi menyumbang 10% dari PDB di Filipina, 7% di Vietnam, 5% di Myanmar, dan 3% di Kamboja. Pekerja migran ASEAN yang berketerampilan rendah dan sering tidak memiliki dokumen resmi mencari peluang ekonomi terutama di sektor konstruksi, perkebunan, dan jasa rumah tangga.
Baca juga: Investor Kabur ke Yen Jepang, Dolar AS Dibuka Tak Banyak Bergerak
"Walaupun pekerjaan dengan gaji yang lebih tinggi tersedia, mereka tidak selalu bisa memanfaatkan keuntungan dari berbagai peluang tersebut," ujar Kepala Ekonom Bank Dunia untuk wilayah Asia Timur dan Pasifik Sudhir Shetty di Jakarta, Senin (9/10/2017).
Menurutnya, Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) telah mengambil beberapa langkah untuk memfasilitasi mobilitas pekerja. Namun, peraturan hanya mencakup profesi yang memiliki keterampilan tinggi seperti dokter, dokter gigi, perawat, insinyur, arsitek, akuntan, dan tenaga kerja pariwisata atau hanya 5% pekerjaan di kawasan ini.