JAKARTA - Tahun 2018 yang hanya dua bulan lagi membawa tantangan pada perekonomian Indonesia, kendati demikian pemerintah mengaku masih menatap tahun baru dengan optimisme. Namun ada hal yang mengganjal pikiran Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Tito Sulistio.
Agenda di tahun depan mengusik pikiran Tito, karena kondisi tersebut belum pernah terjadi di Indonesia. Meskipun, Tito memastikan dalam sejarah pasar modal, tahun politik tidak pernah mengganggu siklus transaksi perdagangan, namun tahun 2018 berbeda.
"Tahun depan ada 171 Pilkada di bulan Juni. Total cost termasuk cost pemerintah total ada uang ditarik dari perbankan untuk pilkada sekitar Rp20 triliun," ungkap Tito di Gedung BEI, Senin (13/11/2017).
Dia mencontohkan, jika satu daerah pilkada akan menelan biaya hingga Rp100 miliar, maka akan ada sekitar Rp17 triliun hingga Rp20 triliun untuk perhelatan Pilkada di 171 wilayah itu. Tidak hanya itu, bertepatan dengan pesta rakyat yang akan digelar pada Bulan Juni 2017, sebelumnya pada bulan Maret tahun 2018 juga merupakan bulan pembayaran pajak.
Baca Juga: Mantap! IHSG Mendaki Level 6.000, Kapitalisasi Pasar BEI Tembus Rp6.518 Triliun Pekan Ini