JAKARTA - PT Kereta Api Indonesia disebut tidak lagi menjadi investor dalam proyek Light Rail Transit (LRT) Jabodebek. Hal itu menyusul surat permintaan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno yang meminta PT KAI untuk fokus pada program revitalisasi dan reaktivasi jalur kereta api di Indonesia.
Menanggapi hal tersebut, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan ada kesalahpahaman antara pihaknya dengan Menteri Koordinator bidang Kemaritiman, Menteri BUMN dan Menteri Keuangan. Sehingga beredar kabar jika PT KAI tidak menarik diri sebagai investor proyek Light Rail Transit (LRT) Jabodebek.
Untuk itu, pihaknya bersama ketiga menteri terkait akan menggelar rapat koordinasi untuk menyelesaikan polemik proyek LRT tersebut. Rencananya, rakor tersebut akan dilakukan pada pekan depan.
Baca Juga: Kompak dengan Menhub, Adhi Karya: KAI Tetap Jadi Investor LRT Jabodebek
"Kemarin ada sedikit kesalahpahaman, akan kita lakukan koordinasi dengan baik. Saya sudah bicara dengan Menteri BUMN, Menkeu, dan Menko Maritim untuk minggu depan dirapatkan," ujarnya saat ditemui di Ancol, Jakarta, Sabtu (25/11/2017).
Menurut Budi, nantinya dirinya bersama tiga menteri lainnya akan dibahas mengenai perubahan porsi investasi antara PT KAI dengan PT Adhi Karya sebagai investor. Meski begitu, PT KAI akan menjadi pemegang investasi mayoritas.
"Akan kita bicarakan perubahan persentasenya, tapi belum tahu tergantung pembicaraan. Tapi pasti mayoritas (PT KAI). Kalau mayoritas harus di atas 50%," jelasnya.