JAKARTA - Menteri Koordinator bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan mengatakan, progres pembangunan kereta semi cepat Jakarta-Surabaya masuki tahap study. Di mana saat ini ada dua pilihan teknologi apakah akan menggunakan narrow gauge atau standard gauge.
Luhut mengatakan, jika memutuskan menggunakan teknologi narrow gauge maka sektor perkeretaapian Indonesia akan tertinggal dengan negara lainnya. Akan tetapi, jika memutuskan untuk menggunakan standard gauge cost yang dibutuhkan sangat tinggi.
"Kami tadi dengan Kemenhub tapi masih nunggu Presiden kita mau standard gauge. Standard gauge itu cost nya menjadi tinggi tapi speed kereta apinya bisa sampai 200 km. Jadi kita bisa Jakarta-Surabaya itu 3,5 jam," ujarnya di Kantor Kemenko Maritim, Jakarta, Jumat (8/12/2017).
Baca juga: Finalisasi Desain Proyek Kereta Semi-Cepat Jakarta-Surabaya Molor hingga Maret
Dia mengatakan, study pengembangan proyek kereta semi cepat ini dilakukan oleh pihak Jepang dan BPPT. Namun supaya hasilnya lebih baik, akan di study juga oleh pihak Korea.
"Kita minta Korea supaya ada pembening. Tadi menhub minta Korea," tuturnya.
Baca Juga: Percepat Pembangunan Kereta Semicepat, BPPT Gunakan Jurus "Campur Sari"
Menurut dia, dalam pembangunan kereta semi cepat mesti dilihat soal lingkungan, semaksimal mungkin tenaga ahli Indonesia dan transfer teknologinya. Hal inilah yang akan menjadi bahas study tersebut.
"Jadi itu kuncinya. Mana yang penawaran lebih murah, lebih bagus, transfer teknologi lebih bagus kita ke arah situ. Jadi tidak semata-mata ya," tandasnya.
(Rizkie Fauzian)