KARANGASEM– Panitia Nasional IMF-World Bank Annual Meeting 2018 mengunjungi Pos Pantau Gunung Agung, Rendang, Karangasem Meski saat ini Gunung Agung statusnya masih awas, namun pihak panitia pegelaran terseut belum berencana memindahkan acara tersebut ke provinsi lain. Seperti diketahui bahwa acara IMF tersebut akan digelar pada 2018 mendatang.
Staf Ahli Menteri Keuangan Bidang Organisasi, Birokrasi, dan Teknologi Kementerian Keuangan RI, Susiwijono Moegiarso mengatakan, sejauh ini pihaknya tidak menyiapkan skenario untuk memindahkan acara IMF ke kota lain.
"Tidak ada kota lain yang sanggup menjadi lokasi diselenggarakannya acara tersebut, mengingat banyaknya peserta yang akan hadir. Yakni mencapai 18.000 peserta dari 189 negara yang ada di dunia," katanya, Rabu (13/12/2017).
Baca juga: Gunung Agung Kembali 'Batuk', Sri Mulyani Sebut Belum Pengaruhi Rencana Pergelaran IMF-WB
“Apapun yang terjadi, persiapan yang kami lakukan sejauh ini fokus di Bali. Dan kami sama-sama berdoa, dan optimistis Bali tetap bisa menjadi tuan rumah, karena kami tidak pernah ada upaya membuat plan B,” jelasnya.
Pihaknya menegaskan, sangat optimis pertemuan yang sangat besar tersebut bisa tetap dilaksanakan di Bali.
Dia menyatakan, bahwa lokasi IMF berada di Nusa Dua sehingga jauh dari Gunung Agung sekitar 75 kilometer.
Pihaknya mengaku kedatangannya ke Pos Pantau Gunung Agung memang benar-benar ingin tahu perkembangan gunung tersebut.
Baca juga: "Amukan" Gunung Agung Hantui Annual Meeting IMF-World Bank
Dia mengatakan, ada beberapa hal menarik yakni aktivitas Gunung Agung yang sejak tanggal 30 November 2017 mengalami tren penurunan. Pihaknya berharap tidak akan ada letusan puncak yang lebih besar lagi dibandingkan yang terjadi pada tanggal 25 November 2017 lalu.
Menurutnya, saat ini yang menarik adalah apa yang dipahami masyarakat memang agak berbeda dari yang sebenarnya, di mana status Gunung Agung yang level IV ini hanya berlaku di zona berbahaya dengan jarak 12 hingga 14 kilometer dari gunung tersebut.
"Banyak orang yang memahaminya level IV atau awas ini untuk seluruh Bali, sehingga banyak tamu yang batal datang ke sini dan beberapa Negara membuat warning. Hal tersebut yang tidak kami inginkan dan harus diluruskan,”pungkasnya.
(Rizkie Fauzian)